Perpusnas Tingkatkan Digitalisasi Buku untuk Perluas Akses Bacaan
JAKARTA, NusaBali - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) meningkatkan digitalisasi buku untuk memperluas akses bacaan masyarakat pada Hari Buku Nasional dan Hari Jadi Ke-44 Perpusnas yang jatuh setiap 17 Mei.
"Terkait digitalisasi, kami sudah memulai ini, karena program digitalisasi merupakan prioritas yang ada di Perpusnas. Kalau semua buku tetap dalam bentuk cetak, aksesibilitas menjadi semakin rendah, maka ketika itu digitalisasi, artinya peluang masyarakat untuk mengakses buku-buku itu jadi semakin luas," kata Pelaksana Tugas Kepala Perpusnas E Aminudin Azis di Jakarta, Jumat.
Digitalisasi tersebut juga sesuai dengan arahan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang turut hadir mencanangkan program Gerakan Literasi Desa.
"Saya menyimak betul tadi apa yang disampaikan oleh Wapres terkait dengan kolaborasi dan digitalisasi, kemudian untuk menghargai keragaman budaya di masyarakat," ujar dia.
Ia menekankan bahwa prioritas pertama Perpusnas dalam rangka peningkatan literasi masyarakat Indonesia, yakni kolaborasi.
"Kita kadang-kadang punya program-program yang sudah dipahami bersama, tetapi tidak pernah kita lakukan secara bersama-sama, bergotong royong. Oleh karena itu, melalui Gerakan Literasi Desa ini kami ingin membuktikan bahwa pekerjaan yang dikerjakan secara bersama-sama untuk mencapai kegiatan bersama itu akan dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat," katanya.
Aminudin juga menyebutkan buku-buku yang akan didistribusikan melalui Gerakan Literasi Desa juga mencakup wilayah-wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
"Pembagian bukunya untuk seluruh wilayah, baik 3T maupun non-3T. Karena untuk yang dari Kemendikbudristek, kita sasar untuk sekolah dengan nilai asesmen nasional (AN) yang masih rendah, kita sisir itu. Kemudian untuk yang dari Perpusnas itu kami sisir ke desa dan taman bacaan masyarakat," ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa buku-buku tersebut diberikan kepada seluruh forum taman bacaan masyarakat (TBM) dan komunitas literasi yang terdaftar di sistem Perpusnas, memiliki catatan, dan pengelolaan masuk dalam daftar. "Kami berikan ke seluruh TBM, apapun namanya, karena ada yang komunitas literasi, komunitas baca, ada macam-macam itu, sepanjang mereka terdaftar, ada catatannya, alamat, dan pengelolanya dan masuk daftar, kami beri buku itu, terserah mereka itu adanya di perkotaan, pedesaan, daerah 3T, non 3T," katanya. 7 ant
Komentar