Minim, Perhatian Perbekel Garap Potensi Desa Wisata
Desa wisata di Kabupaten Klungkung kian bertambah.
SEMARAPURA, NusaBali
Pada 2017 ini mencapai 18 desa wisata, tersebar di masing-masing kecamatan di Klungkung. Hanya saja belum semua desa wisata itu mampu mengembangkan potensi dan kekayaan alam yang dimiliki untuk menggaet para wisatawan.
Di antaranya karena minimnya dukungan dari pihak desa untuk mencanangkan alokasi dana desa (ADD) dalam pengembangan desa wisata. Hal ini diakui oleh Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Klungkung I Nengah Sukasta. “Kami sempat menerima keluhan dari kelompok sadar wisata (Pokdarwis) pada salah satu desa wisata, mereka tidak mendapat perhatian dan bantuan dana dari aparat desa,” ujar Sukasta, kepada NusaBali, saat ditemui Kamis (3/8).
Padahal ADD saat ini nominalnya besar bahkan bisa mencapai miliaran rupiah. Namun masih ada saja desa yang tidak memberikan perhatian. Karena dengan bangkitnya potensi wisata di desa otomatis bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. “Kami sarankan kepada Pokdarwis yang bersangkutan untuk tetap bekerja dulu, nanti kami akan turun melakukan pendekatan kepada Perbekel yang bersangkutan,” ujar Sukasta.
Sukasta juga mengapresiasi langkah sebagian besar Perbekel sudah mensupport pengembangan desa wisata. Di antaranya Desa Paksebali, Desa Kamasan, dan lainnya. Bahkan beberapa desa wisata sudah berkembang dan ramai dikunjungi wisatawan. Untuk desa lainnya terutama yang baru dirintis jadi desa wisata akan berjalan secara bertahap. “Obyek wisata yang dikemas dalam desa wisata memang sebagian besar dari warisan alam,” kata Sukasta.
Adapun 18 desa wisata tersebut, yakni di wilayah Kecamatan Banjarangkan menyandang predikat desa wisata yakni Desa Tihingan, Desa Timuhun dan Desa Bakas. Sementara di Kecamatan Klungkung, Desa Kamasan, Desa Tegak, Desa Gelgel. Kecamatan Dawan, Desa Dawan, Desa Besan, Desa Pesinggahan, Desa Paksebali. Kecamatan Nusa Penida, Desa Jungutbatu, Desa Lembongan. Desa Ped, Desa Batu Kandik, Desa Tanglad, Desa Pejukutan, Desa Batununggul, Desa Kelumpu, Desa Suana.
Pada tahun 2018, jumlah desa wisata juga akan bertambah yakni Desa Selat, Kecamatan Klungkung. “Untuk saat ini jumlah desa wisata sebagian besar ada di Nusa Penida,” kata Sukasta.
Perbekel Paksebali I Putu Ariadi, mengaku dalam pengembangan desa wisata memang memberikan perhatian serius. Setidaknya dalam penataan obyek wisata pada 2016 pihaknya menganggarkan sekitar Rp 350 juta. Ternyata hal itu membuahkan hasil yang gemilang, salah satu destinasi obyek wisata andalan yakni Tukad Unda, kini kian ramai dikunjungi wisatawan. “Karena tahun lalu sudah banyak yang ditata, saat ini untuk desa wisata kita anggarkan Rp 210 juta,” kata Ariadi. *wa
Komentar