13 Desa di Buleleng Rawan Kebakaran Hutan
SINGARAJA, NusaBali - Sebanyak 13 desa di Kabupaten Buleleng rawan atau berpotensi mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Desa-desa tersebut tersebar di Kecamatan Gerokgak, Seririt, dan Tejakula. Masyarakat diminta tidak sembarangan menyalakan api di lahan terbuka agar tidak memicu kebakaran.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan, lahan hutan di Bali Utara rawan terbakar saat musim kemarau tahun 2024 ini. Suhu yang panas ini bisa memicu percikan api di lahan kering.
“Buleleng luas hutannya banyak. Contoh di Gerokgak, kalau musim kemarau, semua kering sekali. Sangat berpotensi terjadi kebakaran,” ujar Ariadi Pribadi, dikonfirmasi Senin (20/5) siang.
Ariadi Pribadi membeberkan, tiga belas desa yang rawan kebakaran hutan dan lahan tersebar di Desa Sumberklampok, Pejarakan, Sumberkima, Musi, Pemuteran, Banyupoh, Patas dan Pengulon di Kecamatan Gerokgak. Kemudian Desa Pangkung Paruk dan Unggahan di Kecamatan Seririt. Lalu Desa Tejakula, Les, dan Tembok di Kecamatan Tejakula.
Menurutnya, faktor alam dan manusia bisa menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Kebiasaan masyarakat membuang puntung rokok sembarangan, juga menjadi faktor karhutla. Selain dengan pemakaian api dan asap dalam pencarian madu di hutan.
“Faktor angin juga menyebabkan timbulnya gesekan antar ranting kayu di hutan, yang juga menjadi penyebab kebakaran. Juga sambaran petir sampai kenaikan suhu di hutan,” kata dia.
Ariadi Pribadi menambahkan, pihaknya sudah membentuk komunitas relawan yang bertugas membantu dalam menangani jika terjadi kebakaran hutan. Komunitas itu disebut masyarakat peduli api, yang dibentuk bersama dengan KPH Bali Utara dan TNBB. “Relawan-relawan itu akan ikut membantu penanganan karhutla secara kolaboratif,” imbuhnya.
Memasuki peralihan musim pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau, Pemerintah Kabupaten Buleleng berkomitmen untuk mengantisipasi dan juga mencegah potensi kekeringan. Di antaranya, menyiapkan mobil tangki dan penampungan air untuk membantu desa-desa yang nantinya berpotensi kekurangan air.
“Dari 148 desa/kelurahan di Buleleng, terdapat 28 desa yang berpotensi mengalami kekurangan air bersih. Jadi nanti kami akan salurkan air bersih ke desa yang mengalami krisis air,” tandasnya. 7 mzk
Komentar