Pembiayaan Campuran untuk Ketahanan Air Global Jadi Bahasan di WWF Ke-10
MANGUPURA, NusaBali.com - World Water Forum ke-10 yang diselenggarakan di Bali, memberikan harapan bagi dunia. Salah satunya adalah saat dilangsungkannya sesi panel bertajuk "Blended Finance for Global Sustainable Water".
Sesi panel ini diadakan melalui kerjasama antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves), Tri Hita Karana Forum, dan World Economic Forum.
Sesi panel pada Minggu (19/5/2024) ini membahas pentingnya ketahanan air dengan menghadirkan para pemimpin global dan pakar dari berbagai sektor untuk berbagi perspektif dan strategi dalam menghadapi tantangan keamanan air melalui kolaborasi pembiayaan campuran yang inovatif.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, membuka sesi panel ini dengan menekankan pentingnya kolaborasi global untuk mencapai ketahanan air dan iklim.
"Roadmap Global Blended Finance Alliance (GBFA) yang baru diluncurkan mencakup strategi pengurangan risiko untuk memperkuat keberlanjutan air," kata Luhut dalam acara yang digelar di di Kampus United In Diversity, Kura Kura Bali, Denpasar.
"Kita memerlukan pembiayaan inovatif dan kemitraan kolaboratif untuk menciptakan kepercayaan investor dan mengembangkan infrastruktur air yang tangguh."
Prof Mari Pangestu, Utusan Khusus Presiden untuk Keuangan Iklim dan Aliansi Keuangan Campuran Global G20 Bali, bersama dengan Zachariah Mwangi Njeru, Menteri Air, Sanitasi, dan Irigasi, Republik Kenya, serta pembicara kelas dunia lainnya, turut hadir dalam sesi ini untuk mengulas berbagai inovasi dalam pembiayaan global untuk keamanan air.
Ahli dari Amsterdam University, Belanda, Prof Joyeeta Gupta, menekankan pentingnya inovasi dalam pembiayaan untuk mengurangi risiko investasi dan menarik modal untuk proyek infrastruktur air yang berkelanjutan.
"Dengan peluncuran GBFA, yang bertujuan untuk menjembatani kebutuhan pembangunan dan iklim, ada harapan untuk perumusan pembiayaan yang lebih baik, mekanisme peningkatan kredit, peningkatan pendapatan, dan keterlibatan sektor swasta, menjadikan masalah kompleks di sektor ketahanan air lebih mudah untuk diselesaikan," kata Prof Gupta.
Pada panel kedua, para pemimpin inspiratif dari berbagai sektor, seperti Neo Gim Huay, Managing Director, World Economic Forum, bersama dengan pembicara panel lainnya, berbagi studi kasus dan mekanisme pembiayaan yang telah terbukti berhasil.
Salah satu pembicara menyoroti pentingnya kemitraan antara berbagai sektor untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dan efektif.
Fabrizio Palermo, CEO Acea, menyampaikan bahwa pembiayaan campuran diharapkan bisa menjembatani kesenjangan dalam program dan proyek di sektor berkelanjutan.
“Pembiayaan campuran dapat menjembatani kesenjangan antara kebutuhan pembangunan dan kebutuhan iklim, namun keseimbangan adalah kunci keberhasilan pembiayaan campuran. Dengan diluncurkannya GBFA, kami berharap GBFA dapat menjadi organisasi kunci bagi segala hal terkait pengembangan pembiayaan campuran di dunia,” jelasnya.
Keberhasilan World Water Forum ke-10 ini menandai langkah penting dalam upaya global untuk mengatasi tantangan ketahanan air. Para pemimpin dan pakar yang hadir berkomitmen untuk terus bekerja sama melalui platform GBFA dan berbagai inisiatif lainnya, guna memastikan implementasi strategi pembiayaan campuran yang efektif.
Dengan semangat kolaboratif dan inovatif yang telah ditunjukkan, diharapkan dunia dapat mencapai ketahanan air yang berkelanjutan dan inklusif, membawa manfaat bagi generasi sekarang dan masa depan.
World Water Forum ke-10 adalah acara internasional yang mempertemukan pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk membahas solusi atas tantangan air global. Acara tahun ini diadakan di Bali, 18-25 Mei 2024, dengan fokus pada inovasi dan kolaborasi untuk keamanan air yang berkelanjutan.
Tri Hita Karana (THK) Forum adalah platform multilateral yang menghubungkan para pemangku kepentingan global dan lokal dari sektor publik, swasta, dan sipil dengan tujuan bersama untuk mendorong dampak bagi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Diluncurkan pada tahun 2013, misi dari Forum THK adalah untuk mempercepat tindakan global dan kolektif untuk inisiatif perubahan sistem berdampak tinggi yang berfokus pada harmoni antara manusia, planet, dan spiritual. Forum THK bertindak sebagai katalis untuk memajukan agenda keuangan tercampur dan inovasi teknologi untuk mengatasi tantangan iklim dan SDGs.
Forum THK diselenggarakan bersama di bawah honorary patronage Presiden Indonesia, dengan dukungan Pemerintah Indonesia dan didukung oleh jaringan mitra internasional strategis, seperti International Chamber of Commerce (ICC), UN Sustainable Development Solutions Network, BSDC Global Blended Finance Taskforce, the World Bank, IMF, OECD, World Economic Forum, dan lain-lain.
Yayasan United In Diversity bertugas sebagai sekretariat Forum Tri Hita Karana untuk mendukung tujuan Pemerintah Indonesia dalam bertransisi menuju ekonomi yang rendah karbon, berkelanjutan, dan inklusif bagi rakyatnya.
World Economic Forum
Forum Ekonomi Dunia atau lebih dikenal dengan nama World Economic Forum (WEF) adalah sebuah yayasan organisasi non profit yang didirikan di Jenewa dan terkenal dengan pertemuan tahunannya di Davos, Swiss yang mana selalu mempertemukan para pemimpin atas bisnis dunia, pemimpin politik seluruh dunia, cendekiawan dan wartawan terpilih untuk mendiskusikan masalah penting yang dihadapi dunia termasuk kesehatan dan lingkungan.
Komentar