Bima Sakti Alterra Pamerkan Kemampuan Teknologi IoT untuk Bantu PDAM
MANGUPURA, NusaBali.com - Dalam agenda World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Badung, Bima Sakti Alterra (BSA) memamerkan kemampuan dan kontribusinya dalam mendukung Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) melalui solusi berbasis Internet of Things (IoT).
Di perhelatan Internasional itu, BSA memamerkan produk-produk yang formulasi dan visualisasi data.
“Produk kami sebenarnya adalah data. Kami menunjukkan bagaimana data tersebut bisa divisualisasikan untuk membantu PDAM mengambil keputusan dengan lebih cepat dan tepat,” ujar Putri Respati, Direktur Bima Sakti Alterra pada Kamis (23/5/2024) siang.
Lebih lanjut dijelaskan, jika pihaknya memiliki misi untuk membantu PDAM dalam mengelola bisnis proses dan distribusi air secara lebih efisien. Dimulai dengan aplikasi untuk monitoring bisnis proses, perusahaan tersebut terus berinovasi dan dalam empat tahun terakhir telah mengembangkan sistem monitoring distribusi air yang menggunakan teknologi IoT.
Putri mengatakan jika pihaknya telah bermitra dengan 100 PDAM di seluruh Indonesia, meskipun tingkat adopsi teknologi IoT berbeda-beda di setiap wilayah. Termasuk Kabupaten Badung, yang mana implementasi IoT masih belum optimal karena baru pada tahap administratif saja.
“Namun, di Gianyar, teknologi kami sudah digunakan secara penuh. Kami berharap untuk dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi ini di PDAM Badung dalam waktu dekat,” ungkapnya.
Dari pantauan NusaBali, stand BSA di WWF juga dikunjungi oleh dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Kunjungan itu turut menjadi momen penting bagi BSA untuk memperlihatkan kemampuan teknologi lokal dalam mengatasi tantangan air di Indonesia.
"Pak Basuki sangat mendukung produk anak bangsa dan saya sangat senang bisa menunjukkan bahwa Indonesia mampu menciptakan teknologi sendiri," ungkap Putri dengan bangga.
Melalui partisipasinya di WWF, Putri berharap BSA dapat membuka lebih banyak peluang kolaborasi dengan berbagai pihak. Putri menilai, dalam mengatasi krisis air tidak bisa dilakukan sendirian. Sehingga dia membutuhkan kolaborasi dengan banyak pihak, terutama dengan PDAM. Partisipasi di ajang ini diharapkan dapat memperkuat hubungan dengan mitra-mitra baru dan meningkatkan adopsi teknologi BSA di seluruh Indonesia.
“Mengatasi krisis air tidak bisa dilakukan sendirian. Kami butuh kolaborasi dengan banyak pihak, terutama dengan PDAM,” harapnya. *ris
Komentar