Megawati Buka BEC dengan Pukul Kendang
Buleleng Endek Carnaval (BEC) yang merupakan rangkaian dari Buleleng Festival, kembali digelar pada Sabtu (5/8).
SINGARAJA, NusaBali
Ajang tahunan yang kini memasuki tahun keempat itu dibuka oleh Megawati Soekarnoputri dengan memukul kendang.
Seluruh peserta karnaval sudah bersiap tampil sejak pukul 13.00 Wita di Jalan Ngurah Rai Singaraja. Mereka kemudian berkarnaval setelah menunjukkan desain karya yang dibawakannya di panggung kehormatan yang berlokasi di depan SD 1, 2, 5 Banjar Jawa, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Selanjutnya peserta karnaval menempuh rute sepanjang Jalan Pramuka, A Yani, dan finish di Jalan Dewi Sartika Singaraja.
Ribuan warga Buleleng yang sudah lama menanti tontonan tahunan ini sudah lebih dulu mencari posisi nyaman sepanjang rute yang telah ditentukan.
BEC tahun 2017 ini dibuka dengan penampilan fragmentari Puputan Jagaraga yang dibawakan oleh Sanggar Manik Utara, kemudian diikuti acara seremonial pemukulan kendang oleh Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri yang merupakan tamu undangan khusus tahun ini.
Ketua Panitia BEC I Gede Darmada ditemui di sela-sela acara mengatakan pagelaran BEC tahun ini yang mengusung tema Moon Light, berbeda dari tahun sebelumnya. Peserta karnaval lebih banyak diberikan kepada pengusaha dan desainer lokal Buleleng. Dari 20 regu peserta karnaval, hanya dua regu yang berasal dari luar Buleleng yakni dari Karangasem dan Denpasar.
“Tahun ini kami tekankan kwalitas bukan kwantitas, memberikan kesempatan kepada pengusaha dan desainer yang ada di Buleleng, khususnya untuk mempromosikan 14 motif endek khas Buleleng,” kata Darmada.
Dari progres tahun keempat pelaksanaan BEC hingga saat ini pihaknya mengatakan masih dalam tahap perjuangan memasyarakatkan endek Buleleng.
Seperti mengaplikasikannya pada pakaian sehari-hari sesuai dengan tema yang diusung tahun ini. Kain endek menurutnya tidak terpaku hanya digunakan oleh orang kantoran dan seragam resmi, tetapi juga dapat diaplikasikan dalam balutan busana pesta dan pakaian sehari-hari.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam sambutan yang dibacakan oleh Wakil Bupati Buleleng dr Nyoman Sutjidra mengatakan endek sebagai salah satu kekuatan lokal Buleleng saat ini lebih dikedepankan tanpa mengesampingkan kolaborasi dengan produk dan desain daerah lain. Sehingga dapat saling melengkapi dan siap bersaing di pasar bebas.
Hanya saja perkembangan endek Buleleng hingga saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Meski sudah ada peningkatan dari segi pemakaian pada seragam kantor dan sekolah yang ada di Buleng, namun untuk melaju ke tingkat nasional maupun internasional masih diperlukan diversifikasi produk dan promosi. “Masih perlu berikan pilihan yang bervariasi baik dari motif maupun harga sehingga bisa masuk ke semua segmen pasar,” tuturnya.
Pihaknya berharap dengan potensi industri kreatif yang dimiliki oleh Buleleng, endek khas Buleleng dapat diterima oleh seluruh elemen masyarakat tanpa membedakan suku, ras, dan agama. Pagelaran BEC tahun ini juga dirangkaikan dengan pawai pembangunan peringatan HUT ke–72 Kemerdekaan RI, yang diikuti oleh 11 kontingen. Di antaranya sembilan kecamatan di Kabupaten Bueleng, serta dua BUMD yang ada di Buleleng dengan menampilkan potensi dan kearifan lokal masing-masing daerah.
Dalam kesempatan yang sama, Megawati Soekarnoputri yang tidak bersedia memberi komentar kepada wartawan, juga sempat mengunjungi stan IKM yang ada di Buleleng Festival. Megawati sempat membeli beberapa hasil kerajinan tangan khas Buleleng, termasuk kain endek dan aksesoris. *k23
Seluruh peserta karnaval sudah bersiap tampil sejak pukul 13.00 Wita di Jalan Ngurah Rai Singaraja. Mereka kemudian berkarnaval setelah menunjukkan desain karya yang dibawakannya di panggung kehormatan yang berlokasi di depan SD 1, 2, 5 Banjar Jawa, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Selanjutnya peserta karnaval menempuh rute sepanjang Jalan Pramuka, A Yani, dan finish di Jalan Dewi Sartika Singaraja.
Ribuan warga Buleleng yang sudah lama menanti tontonan tahunan ini sudah lebih dulu mencari posisi nyaman sepanjang rute yang telah ditentukan.
BEC tahun 2017 ini dibuka dengan penampilan fragmentari Puputan Jagaraga yang dibawakan oleh Sanggar Manik Utara, kemudian diikuti acara seremonial pemukulan kendang oleh Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri yang merupakan tamu undangan khusus tahun ini.
Ketua Panitia BEC I Gede Darmada ditemui di sela-sela acara mengatakan pagelaran BEC tahun ini yang mengusung tema Moon Light, berbeda dari tahun sebelumnya. Peserta karnaval lebih banyak diberikan kepada pengusaha dan desainer lokal Buleleng. Dari 20 regu peserta karnaval, hanya dua regu yang berasal dari luar Buleleng yakni dari Karangasem dan Denpasar.
“Tahun ini kami tekankan kwalitas bukan kwantitas, memberikan kesempatan kepada pengusaha dan desainer yang ada di Buleleng, khususnya untuk mempromosikan 14 motif endek khas Buleleng,” kata Darmada.
Dari progres tahun keempat pelaksanaan BEC hingga saat ini pihaknya mengatakan masih dalam tahap perjuangan memasyarakatkan endek Buleleng.
Seperti mengaplikasikannya pada pakaian sehari-hari sesuai dengan tema yang diusung tahun ini. Kain endek menurutnya tidak terpaku hanya digunakan oleh orang kantoran dan seragam resmi, tetapi juga dapat diaplikasikan dalam balutan busana pesta dan pakaian sehari-hari.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam sambutan yang dibacakan oleh Wakil Bupati Buleleng dr Nyoman Sutjidra mengatakan endek sebagai salah satu kekuatan lokal Buleleng saat ini lebih dikedepankan tanpa mengesampingkan kolaborasi dengan produk dan desain daerah lain. Sehingga dapat saling melengkapi dan siap bersaing di pasar bebas.
Hanya saja perkembangan endek Buleleng hingga saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Meski sudah ada peningkatan dari segi pemakaian pada seragam kantor dan sekolah yang ada di Buleng, namun untuk melaju ke tingkat nasional maupun internasional masih diperlukan diversifikasi produk dan promosi. “Masih perlu berikan pilihan yang bervariasi baik dari motif maupun harga sehingga bisa masuk ke semua segmen pasar,” tuturnya.
Pihaknya berharap dengan potensi industri kreatif yang dimiliki oleh Buleleng, endek khas Buleleng dapat diterima oleh seluruh elemen masyarakat tanpa membedakan suku, ras, dan agama. Pagelaran BEC tahun ini juga dirangkaikan dengan pawai pembangunan peringatan HUT ke–72 Kemerdekaan RI, yang diikuti oleh 11 kontingen. Di antaranya sembilan kecamatan di Kabupaten Bueleng, serta dua BUMD yang ada di Buleleng dengan menampilkan potensi dan kearifan lokal masing-masing daerah.
Dalam kesempatan yang sama, Megawati Soekarnoputri yang tidak bersedia memberi komentar kepada wartawan, juga sempat mengunjungi stan IKM yang ada di Buleleng Festival. Megawati sempat membeli beberapa hasil kerajinan tangan khas Buleleng, termasuk kain endek dan aksesoris. *k23
1
Komentar