nusabali

Jaringan Perpipaan di Kutsel Tahap Studi Kelayakan

  • www.nusabali.com-jaringan-perpipaan-di-kutsel-tahap-studi-kelayakan

Rencana pengembangan jaringan perpipaan baru ini bertujuan untuk memastikan air dari estuari dan tambahan dari Blusung dapat mencapai kawasan atas seperti Pecatu dan sekitarnya.

MANGUPURA, NusaBali - Jaringan perpipaan di wilayah Kuta Selatan (Kutsel) Kabupaten Badung kini memasuki tahap studi kelayakan. Sebelumnya, daerah di Kutsel khususnya wilayah Pecatu bagian barat mengalami permasalahan terkait masih kecilnya debit air dan infrastruktur jaringan perpipaan, sehingga penambahan perpipaan menjadi solusi agar air dari estuari DAM Suwung ke reservoir sampai ke Pecatu.

Direktur Teknik Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung I Made Suarsa, mengatakan suplai air di daerah barat Badung selatan masih menghadapi beberapa kendala terkait sistem perpipaan yang belum mendukung sepenuhnya. “Suplai untuk daerah barat Badung selatan memang masih ada kendala karena sistem perpipaan kita yang belum mensupport. Daerah Jimbaran dan Nusa Dua tidak ada kendala, kita sudah bisa mengaliri air ke sana selama 24 jam,” ujar Suarsa.

Suarsa menjelaskan untuk daerah barat diperlukan investasi dalam jaringan perpipaan. Saat ini, Perumdam Air Minum Tirta Mangutama telah melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dan sedang dalam tahap studi kelayakan. “Kami sudah melakukan kerja sama dan kalau tidak salah saat ini sudah di tahap mengkaji studi kelayakan dengan pihak ketiga supaya air kita yang sudah diproduksi di estuari itu tersuplai,” tegasnya.

Rencana pengembangan jaringan perpipaan baru ini bertujuan untuk memastikan air dari estuari dan tambahan dari Blusung dapat mencapai kawasan atas seperti Pecatu dan sekitarnya. Sebab, jaringan yang ada di daerah Kutsel bagian atas ukurannya tidak sama, sehingga membuat pasokan air melambat. Dia juga menyebutkan bahwa jika terjadi gangguan, seperti kebocoran di daerah Labuan Sait, proses pemulihan bisa memakan waktu 2-3 minggu karena jalur perpompaan yang panjang dan berliku-liku. Untuk mengatasi hal ini, tahun ini pihaknya akan membangun reservoir di Labuan Sait.

“Reservoir tahun ini sudah proses DED, awalnya kami ingin di bulan Juli, tapi karena ada kendala beberapa perizinan jadi maksimal di bulan September sudah harus dibangun dan maksimal akhir tahun reservoir kita harus jadi,” papar Suarsa.

Selain di Labuan Sait, dua reservoir lainnya juga akan dibangun di Puspem dan Kampial. Pembangunan reservoir ini diharapkan dapat menampung air yang akan dialirkan ke daerah-daerah tersebut melalui sistem gravitasi, mengingat medan yang naik turun serta perbedaan ukuran pipa yang ada.

Dengan adanya reservoir dan penambahan pompa, diharapkan jika terjadi gangguan di jaringan, suplai air tetap dapat dipertahankan. Selain itu, Suarsa berharap dengan adanya reservoir, masalah suplai air di daerah Pecatu bagian barat seperti Labuan Sait, Padang-Padang, dan lainnya dapat teratasi. 

“Kalau ada reservoir dengan kerja sama pihak ketiga permasalahan di Pecatu bagian barat yakni Labuan Sait, Padang-Padang dan lainnya itu bisa teratasi dan mereka bisa mendapatkan suplai air. Walaupun nanti ada gangguan, minimal pengembaliannya itu bisa lebih cepat, tidak harus 3-4 minggu baru bisa pulih lagi di daerah sana,” kata Suarsa. 7 ol3

Komentar