Delegasi WWF Kagumi Subak dan Jatiluwih
TABANAN, NusaBali - Hari ke-empat pelaksanaan Word Water Forun (WWF) di Bali, membuat kunjungan delegasi ke Tabanan semakin ramai. Puluhan delegasi dari berbagai negara kembali mengunjungi Museum Mandala Mathika (Museum Subak) dan DTW Jatiluwih, Tabanan, Jumat (24/5).
Di Museum Subak para delegasi mengunjungi sejumlah titik lokasi. Mulai dari rumah tradisional, pavilion tempat membajak sawah. Terbanyak, para delegasi mengunjungi stand informasi sistem irigasi dan sumber daya air, yakni dari China, Jepang, Korea, dan Nusantara. Para delegasi yang berkunjung tersebut yakni dari BWS Provinsi Lampung, India, Peru, Prancis, Jepang, Filipina, hingga PUPR dari Provinsi NTT.
Kunjungan delegasi ke Museum Subak itu mendapatkan pengamanan ketat dari Polsek Kediri, Tabanan. Kunjungan sekitar sejam, kemudian dilanjutkan DTW Jatiluwih.
Di Jatiluwih, seluruh delegasi kagum dengan keindahan sawah yang terasering. Apalagi dalam pengaturan air adanya organisasi yang bernama subak. Sebagian besar delegasi yang berkunjung meminta agar pengelola Jatiluwih tetap mempertahankan kearifan lokal.
Salah satu delegasi WWF dari Indonesia Prof Astri Trianti asal Jakarta mengaku kagum akan kearifan lokal di Jatiluwih. Dia mengaku tak salah WWF diselenggarakan di Bali dan delegasi mengunjungi Jatiluwih. "Saya dosen dari Universitas Tri Sakti. Dengan kunjungan ke Jatiluwih bersama mahasiswa saya, kami sangat senang. Jadi kami bisa melihat langsung bahwa irigasi tradisional itu masih ada," tegasnya.
Dia pun mengapresiasi kepada manajemen dan berterimakasih kepada masyarakat lokal khususnya yang sudah menyediakan sekolah alam tersebut. Dia minta ke depan khususnya kepada generasi muda Bali untuk tetap menjaga dan mempertahankan kearifan lokal di Jatiluwih. "Kedepan tentu kami akan belajar di Jatiluwih. Karena banyak sekali bahan yang bisa dijadikan penelitian," tegasnya.
Manajer DTW Jatiluwih I Ketut Purna menegaskan total kunjungan delegasi ke Jatiluwih diperkirakan sudah ada 20 negara. Dia berharap dengan adanya kunjungan delegasi Indonesia bisa mendongkrak kunjungan ke Jatiluwih khususnya domestik. "Domestik ke Jatiluwih hanya 10 persen sisanya 90 persen," katanya.
Terkait pesan para delegasi untuk mempertahankan kearifan lokal, manajemen berkomitmen memberikan subsidi pupuk dan pengolahan tanah kepada petani. "Kami jaga komitmen itu ke depan," tandasnya.7des
Komentar