Pelaku Wisata di Bangli Angkat Bicara
Soal Wacana Penghapusan Study Tour
BANGLI, NusaBali - Wacana penghapusan program study tour memancing perhatian pelaku pariwisata di Bangli hingga ngkat bicara. Salah satu pelaku pariwisata di Bangli, I Wayan Sumiarsa menilai study tour bukan pelarangannya yang ditekankan, melainkan standarisasi kelayakan bus pariwisatanya.
"Di kementerian kan sudah ada ketentuan, angkutan transportasi, standarisasinya harus seperti apa. Itu yang perlu ditekankan. Bukan melarang kegiatannya," ungkapnya, Jumat (24/5).
Sumiarsa yang juga Manajer Desa Wisata Penglipuran ini mengakui kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Penglipuran dominan wisatawan Nusantara, termasuk siswa. Selain saat bulan puasa, setiap bulan selalu ada kunjungan siswa maupun mahasiswa yang study tour ke Desa Penglipuran. Mereka juga belajar langsung mengenai budaya di Penglipuran.
"Kunjungan wisatawan ke Desa Penglipuran 85 persen didominasi siswa dan mahasiswa study tour," sebutnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli I Wayan Sugiarta juga mengungkapkan hal sama. Dia kurang setuju penghapusan study tour. Karena akar masalahnya ada di bus, bukan pada program study tournya. "Kalau busnya bermasalah, ya jangan kegiatannya yang dimasalahkan," ujarnya.
Sugiarta didampingi Kabid Destinasi Disparbud I Made Budiastawa, mengatakan di Bangli ada dua objek yang kerap menjadi kunjungan study tour, yakni Penglipuran dan Kintamani. Jumlah kunjungan ke Kintamani rata-rata mencapai 2.000 – 2.500 orang per hari. Pada Jumat kemarin, jumlah kunjungan mencapai 3.200 orang.7esa
1
Komentar