Rektor ISI: Koster Lakukan Pemajuan Kebudayaan Bali
Wayan Koster
Rektor ISI Denpasar Prod Dr I Wayan ‘Kun’ Adnyana MSn
Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali
Civitas Akademika Institut Seni Indonesia
DENPASAR, NusaBali - Pembangunan peradaban masa depan Bali semakin dikuatkan keberadaannya oleh Wayan Koster, salah satunya di bidang seni budaya dengan melakukan pemajuan kebudayaan Bali.
Saat mendapatkan amanah menjadi Gubernur Bali periode 2018-2023, Wayan Koster mengeluarkan kebijakan Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018, Hari Penggunaan Busana Adat Bali melalui Pergub Bali Nomor 79/2018, Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/kain Tenun Tradisional Bali melalui Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04/2021, Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali melalui Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020, serta UU Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali yang memberikan penguatan terhadap pemajuan kebudayaan, Desa Adat, dan Subak.
Civitas Akademika Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar melalui Rektor ISI Denpasar, Prof Dr I Wayan ‘Kun’ Adnyana MSn dalam Kuliah Umum (Wara Waskita) Bulan Merdeka Belajar ‘Sadhamasu Widya Mahardika’ bertema Gen-Z Penerus Bali Masa Depan (Membangun Peradaban Masa Depan Bali) di Gedung Citta Kalangen, ISI Denpasar, Rabu (22/5) mengatakan Wayan Koster sangat banyak mengangkat pemajuan kebudayaan Bali.
"Wayan Koster juga membuka ruang-ruang pameran seni modern dan kontemporer bekerja sama dengan kalangan seniman dan pelaku kreatif di Bali ditandai dengan adanya Festival Seni Bali Jani yang digagas oleh Ny Putri Suastini Koster. Kehadiran Festival Seni Bali Jani sangat bermanfaat, karena menjadi wahana bagi seniman, mahasiswa, dan sanggar kesenian untuk tampil unjuk kreatifitas dalam genre seni modern dan kontemporer," ujar Prof ‘Kun’ Adnyana.
Untuk mendukung pendidikan kesenian di tingkat Perguruan Tinggi, Koster yang merupakan Anggota DPR RI 3 periode dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini juga tercatat telah banyak berkontribusi nyata dan tulus untuk ISI Denpasar. "Kebijakan Pak Koster dalam mengayomi Sanggar dan Institusi Seni yang dikelola oleh seniman juga dilakukannya dengan memberikan apresiasi pembinaan melalui Pemerintah Provinsi Bali," kata mantan Kadis Kebudayaan Provinsi Bali ini.
Koster yang menjadi narasumber dalam kuliah umum tersebut menegaskan budaya Bali paling kaya dan terkenal di dunia. Melalui kekayaan budaya inilah, membedakan Bali dengan Provinsi lainnya di Indonesia. "Kalau di situ ada emas, minyak, batubara, maka kita di Bali punya budaya. Kalau setiap hari emas, minyak, batubaranya digali, maka di sana akan tinggal menunggu waktu terjadinya masalah lingkungan yang dapat mengancam ekosistem kehidupan di wilayah itu. Karena itulah budaya Bali harus terus dimajukan," tegas Koster.
Di hadapan Guru Besar, Dosen dan ratusan mahasiswa ISI Denpasar, Koster mendapat apresiasi, karena memiliki komitmen untuk menguatkan seni budaya Bali. Kata politisi senior jebolan ITB asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini, bahwa ia sedang menyusun pembangunan Bali masa depan berpedoman pada Undang-Undang Provinsi Bali dan Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2023 tentang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025 - 2125, dengan memperkuat dan memajukan adat, tradisi, seni, budaya dan kearifan lokal Bali. Selain juga melakukan pengendalian alih fungsi lahan produktif dan sawah, program kedaulatan pangan, Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih, mewujudkan SDM Bali Unggul, meningkatkan pembangunan infrastruktur dan transformasi ekonomi.
Upaya itu juga diimbangi oleh Koster dengan melakukan pemerataan pembangunan di Pulau Bali, melalui pembangunan infrastruktur yang meliputi: 1) Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih; 2) Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali (dalam proses); 3) Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali (dalam proses dan hampir selesai); 4) Shorcut Singaraja-Mengwitani; 5) Pelabuhan Sanur-Denpasar; 6) Pelabuhan Sampalan-Nusa Penida; 7) Pelabuhan Bias Munjul-Nusa Ceningan; sampai 8) Jalan Tol Jagat Kerthi Bali, Gilimanuk-Mengwi (dalam proses). 7 a
1
Komentar