Kemendikbudristek Resmi Masukkan Sastra ke Kurikulum
Kemendikbudristek
Resmi Masukkan Sastra ke Kurikulum
Merdeka Belajar
Kurikulum Merdeka
BSKAP Kemendikbudristek
JAKARTA, NusaBali - Kemendikbudristek resmi memasukkan sastra dalam kurikulum.
Merdeka Belajar ingin mewujudkan sekolah yang kita cita-citakan, yaitu sekolah yang menumbuhkan kompetensi dan karakter semua murid untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dengan nilai-nilai Pancasila.
BSKAP Kemendikbudristek meluncurkan program "Sastra Masuk Kurikulum" sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka. Peluncuran Sastra Masuk Kurikulum dimaksudkan untuk memanfaatkan karya sastra dalam implementasi Kurikulum Merdeka untuk meningkatkan minat baca, menumbuhkan empati, dan mengasah kreativitas serta nalar kritis murid.
Kurikulum Merdeka adalah salah satu alat bantu utama untuk melakukan transformasi pendidikan dan mewujudkan sekolah yang kita cita-citakan. Kurikulum Merdeka dirancang untuk menumbuhkan literasi membaca dan karakter murid.
Kepala Badan Standar Kurikulum Asesmen dan Pendidikan Anindito Aditomo mengatakan bahwa program ini bukan merupakan program baru. Program ini juga membantu para guru untuk melakukan implementasi kurikulum merdeka.
“Program ini bukan merupakan program baru. program ini juga membantu para guru untuk melakukan implementasi kurikulum merdeka sering dikomunikasikan kurikulum merdeka salah satu tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan kemampuan literasi. Tujuan ini bisa dicapai kalau anak anak kita terpapar pada buku-buku yang bagus,” ucapnya, Senin (20/5).
Karya sastra bisa membuat pembaca menyelami apa yang dirasakan dan dipikirkan para tokoh dalam cerita, sehingga dapat menjadi media belajar yang sangat berharga. Sastra masuk kurikulum dan pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan bukan hanya gemar kepada buku dan literasi sastra, namun penting juga untuk mempelajari karya-karya sastra ini.
“Bukan hanya gemar kepada buku dan literasi dan sastra, tetapi juga telah melakukan refleksi dan interpretasi mereka sendiri, itu sebenarnya esensi daripada kenapa penting mempelajari karya-karya ini, karena kita harus melakukan internalisasi, refleksi, reinterpretasi bahkan kita reimajinasi dalam berbagai macam format. Itulah pentingnya bukan hanya di baca aja, da, itu yang sebenarnya menjadi esensi dari inisiatif ini,” ucapnya. 7
Komentar