Desa Petak Gandeng Yayasan Harapan Lingkungan Hidup
Maksimalkan Pengelolaan Sampah Organik
GIANYAR, NusaBali - Desa Petak, Kecamatan/Kabupaten Gianyar memaksimalkan pengelolaan sampah organik. Desa Petak menggandeng Yayasan Harapan Lingkungan Hidup untuk mengimplementasikan pengelolaan sampah organik menjadi media tanam. Pemerintah Desa Petak juga melibatkan PT Songsong dan Bank Sinarmas.
Perbekel Desa Petak, Anak Agung Gde Mayun Purnama berbagi cerita tentang perjalanan desanya dalam mengatasi masalah sampah. “Sejak awal menjabat, saya bingung dengan masalah sampah yang tampaknya tidak pernah selesai. Pada tahun 2022, saya bertemu dengan tim dari Yayasan Harapan Lingkungan Hidup dan PT Songsong. Kami banyak berdiskusi tentang pengelolaan sampah dan menjaga lingkungan agar bersih dan bermanfaat bagi masyarakat, terutama para petani,” ujar Gde Mayun Purnama, Selasa (28/5).
Selama setahun, Desa Petak mendapat bimbingan intensif dari Yayasan Harapan Lingkungan Hidup dan PT Songsong dengan dukungan Bank Sinarmas. Meskipun tidak memiliki TPS3R, desa ini menemukan cara lain untuk mengelola sampah organik. “Sampah organik yang dipilah oleh masyarakat bisa digunakan sebagai media tanam di perkebunan. Sedangkan sampah plastik memiliki nilai ekonomi dan bisa dijual ke bank sampah,” tambahnya.
Desa Petak kini mengembangkan metode pertanian organik di tujuh subak, termasuk Subak Bonyuh Sari, Subak Bonyuh Subak Gunung Jibar, dan Subak Benawah. Mereka telah panen dengan hasil yang signifikan menggunakan sampah organik sebagai pupuk. “Kami juga sudah membuktikan hasil panen cabe di lahan demplot mencapai 2 ton,” ungkap Gde Mayun Purnama. Kunci keberhasilan terletak pada penggunaan biokomposer yang merupakan kombinasi sampah organik dan kotoran hewan yang difermentasi. “Kami memproduksi biokomposer melalui kelompok Jayanti Sari,” jelasnya.
Program ini tidak hanya memanfaatkan sampah organik, juga mendukung konsep Tri Hita Karana. “Dengan teknologi pertanian yang ada, kita dapat memperbaiki lingkungan dengan cepat, bahkan dalam waktu satu minggu,” tegas Gde Mayun Purnama. Warga Desa Petak diimbau memilah sampah dan membawa sampah organik mereka ke Desa Petak untuk diolah menjadi pupuk organik. “Jika ada sampah organik yang tidak tertangani di Gianyar, bawalah ke desa kami. Kami siap menerima dan akan mengolahnya menjadi pupuk organik,” kata Gde Mayun Purnama.
Desa Petak telah membuktikan bahwa dengan inisiatif dan kerja sama yang tepat, masalah sampah dapat diubah menjadi solusi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi serta lingkungan bagi masyarakat. Program ini diharapkan menjadi model bagi desa-desa lain di Bali dan sekitarnya. 7 nvi
Komentar