Alokasi Pupuk di Tabanan Meningkat
TABANAN, NusaBali - Tahun 2024 alokasi pupuk semua jenis untuk di Tabanan meningkat. Peningkatan hampir terjadi di seluruh kecamatan. Proses untuk mendapatkan pupuk telah memasuki tahap input ulang e-RDKK (elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok)
Total keseluruhan pupuk yang didapatkan untuk tahun 2024 sebesar 8.898,000 ton Urea, 9.125,000 ton NPK, dan 1.249,000 ton NPK khusus.
Adapun rinciannya adalah Kecamatan Selemadeg Barat untuk Urea yang semula 230,588 ton menjadi 396,041 ton. Sedangkan NPK yang semula 87,28 ton menjadi 214,184 ton. Pupuk NPK khusus dari semula 160,812 ton menjadi 1.117,541 ton.
Selanjutnya di Kecamatan Selemadeg untuk jenis Urea yang semula 437,746 ton menjadi 753,951 ton. NPK yang semula 269,54 ton menjadi 710,372 ton. Sedangkan NPK khusus dari 18.875 ton menjadi 131,459 ton.
Lalu di Kecamatan Selemadeg Timur, Urea yang semula 423,781 ton menjadi 731,908 ton. NPK yang semula 310,83 ton menjadi 1.000,942 ton. Kerambitan untuk jenis Urea yang semula 723,503 ton menjadi 1.250,309 ton. NPK 457,38 ton menjadi 833,365 ton.
Kecamatan Tabanan untuk jenis Urea yang awalnya 648,720 ton menjadi 1.118,293 ton. NPK yang awalnya 358,44 ton menjadi 904,030 ton. Kemudian Kediri, untuk Urea yang semula 654,551 ton menjadi 1.131,023 ton. NPK dari 405,01 ton menjadi 1.108,317 ton.
Lalu Kecamatan Marga untuk Urea yang awalnya 487,461 ton menjadi 838,718 ton. NPK yang semula 301,48 ton menjadi 879,843 ton. Baturiti untuk jenis Urea yang semula 533,338 ton menjadi 920,196 ton. Sedangkan NPK yang awalnya 283,14 ton menjadi 739,961 ton.
Selanjutnya Kecamatan Penebel untuk jenis Urea yang awalnya 914,433 ton menjadi 1.491,891 ton. NPK yang tadinya 565,40 ton menjadi 1.504,706 ton. Kecamatan Pupuan untuk jenis Urea yang semula 153,027 ton menjadi 265,670 ton. Sedangkan NPK yang tadinya 1.229,28 ton menjadi 1.229,280 ton.
Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Ni Nyoman Riawati mengatakan peningkatan pupuk yang didapat petani karena ada permintaan dari petani. "Tahun lalu alokasinya memang turun dari pusat karena ada ada peningkatan harga bahan pupuk," jelasnya, Rabu (29/5).
Disebutkan, saat ini proses pendistribusian pupuk subsidi tersebut telah memasuki tahap input ulang e-RDKK. Ada beberapa kelompok petani sudah ada yang menebus pupuk subsidi karena kebetulan sedang jadwal masa tanam.
“Kalau di Bali jumlah garapan petaninya rata-rata kecil. (Menggarap) 20 sampai 30 are. Sehingga proses menebus (pupuk subsidi) pakai surat kuasa oleh tempek atau subak. Ditebus sekali dalam satu masa tanam,” kata Ria Wati.
Kelompok petani yang sudah menebus pupuk subsidi dia contohkan pada Subak Bengkel yang saat ini sedang memasuki masa tanam. “Paling tidak seminggu setelah menanam mereka sudah memupuk. Jadinya sudah bisa menebus,” tandasnya.7des
1
Komentar