PAD Tabanan dari Danau Beratan Bocor
Tiga objek wisata tandingan menawarkan view yang sama tanpa pungut karcis masuk ke pengunjung.
TABANAN, NusaBali
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tabanan Wayan Adnyana menyebut kontribusi dari DTW Bedugul dan DTW Ulun Danu mengalami penurunan. Hal ini berdampak berkurangnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari dua objek wisata unggulan di Kecamatan Baturiti tersebut. Pemicunya, muncul tiga objek wisata ilegal di pinggir Danau Beratan.
Adnyana mengungkap, objek wisata ilegal di pinggir Danau Beratan ini menawarkan view (pemandangan) yang sama namun tak mengenakan tiket masuk kepada pengunjung. Wisatawan yang masuk hanya kena tiket parkir. Kondisi timpang inilah yang membuat kunjungan ke DTW Ulun Danu Beratan di Desa Candi Kuning dan DTW Bedugul di Desa Batunya, Kecamatan Baturiti pendapatannya menurun. Praktis kontribusi ke Pemkab Tabanan juga menurun. “Objek wisata ilegal ini yang membuat PAD Tabanan menurun karena pendapatan di DTW Ulun Danu Beratan dan DTW Bedugul berkurang,” sebut Adnyana, Jumat (8/1).
Adnyana menengarai, ketiga objek wisata ilegal di sisi barat Danau Beratan itu tak ada setoran ke Pemkab Tabanan. “Informasinya, objek wisata tandingan itu dikelola warga lokal. Coba konfirmasi ke Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung, apa ada kontribusi ke Pemkab Tabanan,” saran Adnyana. Dikatakan, objek wisata itu telah berulang kali ditertibkan Satpol PP, namun tetap beroperasi sehingga menggerogoti PAD Tabanan.
Mantan Kadis Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Tabanan ini menambahkan, wisatawan domestik lebih memilih objek wisata gratis dibanding bayar apalagi view yang sama.
Dari objek wisata tandingan itu, mereka juga bisa menyaksikan view yang sama terutama keindahan Pura Danu Beratan yang berada di tengah danau. “Kalau tak ditertibkan, selamanya PAD dari objek wisata di Danau Beratan akan bocor,” imbuh Adnyana. Dalam rapat dengan DPRD Tabanan, imbuhnya, pengelola DTW Ulun Danu Beratan dan DTW Bedugul meminta eksekutif dan legislatif agar berlaku adil yakni seluruh objek wisata di tepi Danau Beratan menerapkan karcis masuk. Kepala Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Pemkab Tabanan, Nyoman Sudarma belum bisa dikonfirmasi karena tengah sembahyang Siwaratri.
Informasi di lapangan, tiga rest area atau objek wisata tandingan itu masing-masing Mentari dikelola anggota DPRD Provinsi Bali Fraksi Gerindra, I Ketut Nugrahita Pendit. Dua lainnya, Puncak Bedugul dikelola duet Ketut Semara Putra dan Putu Bagiada. Pengelola Rest Area Mentari, Ketut Nugrahita Pendit mengakui dalam masa transisi ini Desember 2015 dan Januari 2016 belum ada kontribusi ke Pemkab Tabanan. Namun sebelumnya, politisi Gerindra yang akrab disapa Tut Jay ini mengaku setor 30 perseke Pemkab Tabanan.
Dikatakan, ia bersama dua orang pengelola rest area di pinggir Danau Beratan hanya mengelola parkir saja. Sehingga pendapatan parkir yang disetor ke Pemkab Tabanan. Ke depan, sudah ada wacana kenakan tiket kepada pengunjung. Namun masih sebatas wacana sebab belum ada tindak lanjut dari Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung karena terbentur Pilkada. “Prinsipnya, apapun kebijakan dari Pemkab Tabanan kami siap,” tegas Tut Jay.
Manajer DTW Ulun Danu Beratan, Wayan Mustika saat dikonfirmasi mengakui ada penurunan kunjungan wisatawan domestik ke DTW Ulun Danu Beratan pada tahun 2015. Penurunan wisatawan domestik mencapai 11.000 orang. Dikatakan, jumlah kunjungan total di tahun 2015 mencapai 650.412 orang, naik dari tahun 2014 sebanyak 646.704 orang. 7 k21
1
Komentar