Made Tawa, Wisudawan Tertua STAHN Mpu Kuturan
Tuntaskan Kuliah 5 Tahun, Bertekad Lanjut S2
Made Tawa
STAHN Mpu Kuturan
Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Tuntaskan Kuliah 5 Tahun
Bertekad Lanjut S2
SINGARAJA, NusaBali - Semangat menuntaskan pendidikan dan meraih gelar sarjana mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Made Tawa,81, patut diacungi jempol.
Setelah berjuang selama 5 tahun, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Jurusan Dharma Duta ini akhirnya dinyatakan lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,35 dengan predikat memuaskan. Ayah 10 anak dan 40 cucu ini pun mengikuti wisuda ke-8 STAHN Mpu Kuturan di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Kamis (30/5).
Pria asal Kelurahan Penarukan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini memutuskan untuk melanjutkan pendidikan S1-nya pada tahun 2019 lalu. Dalam perjalanan menjelang akhir pendidikan dia sempat terserang stroke ringan. Bahkan saat ujian proposal, dia dipapah anaknya dan dosen pembimbingnya masuk ke ruang ujian.
Pensiunan pegawai Telkom Denpasar ini memantapkan hati untuk kuliah. Niat besarnya pun didukung oleh istri tercinta Ni Ketut Winasih dan anak-menantunya. Namun keterbatasan kondisi fisiknya tidak menyurutkan semangatnya. Dia tampak sangat percaya diri menuntaskan kuliahnya dengan skripsi yang berjudul ‘Analisis Dampak Pelatihan Customer Service dengan Pendekatan Jendela Johari terhadap Kualitas Komunikasi Interpersonal dan Kepuasan Pelanggan di PT Telkom’. “Saya semangat ingin melanjutkan pendidikan karena rasa ingin tahu saya tentang pengetahuan terutama tentang Agama. Ini cita-cita saya sejak tahun 1986 saat itu saya tugas di Mataram. Karena di sana tidak ada studi Agama Hindu ya baru kesampaian sekarang,” terang kakek 40 cucu ini.
Made Tawa, wisudawan tertua STAHN Mpu Kuturan Singaraja. -LILIK SURYA ARIANI
Setelah mendapat gelar S IKom, Tawa berencana akan melanjutkan kuliah S2. Dia berencana akan mengambil jurusan yang mempelajari banyak teologi Hindu. Hal ini disebutnya untuk memperdalam lagi ilmu agama di usia sepuh. “Saya sudah berjanji pada diri sendiri, kalau Tuhan memberi izin saya umur panjang, saya akan lanjut ke S2,” tutur Tawa yang juga pernah bergabung sebagai pengurus koperasi setelah pensiun ini.
Dia pun berharap kepada generasi muda untuk tetap menghargai pendidikan dan sebisa mungkin belajar sepanjang hayat. Sebab menurutnya dengan pendidikan seseorang bisa menjadi lebih baik, secara pola pikir kehidupan, memperbaiki ekonomi dan pandangan hidup yang lebih bijaksana. Sementara itu Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Prof Dr I Gede Suwindia memberikan apresiasi khusus kepada Made Tawa. Suwindia pun mengundang Made Tawa kembali naik panggung untuk memberikan motivasi kepada wisudawan lain.
“Wisudawan kita (Made Tawa) mungkin kakek saya. Beliau memberikan contoh long life education, kejarlah pendidikan tanpa melihat usia,” ucap Suwindia yang disambut sorak sorai seluruh wisudawan dan undangan. Semangat Tawa dalam mengenyam pendidikan patut diteladani oleh seluruh civitas akademika dan masyarakat pada umumnya. Terutama dalam meningkatkan kualitas hidup dengan pendidikan. Di tempat yang sama Prof Suwindia juga berpesan kepada seluruh wisudawan untuk tetap menjaga nama baik almamater. Ilmu yang didapatkan selama mengenyam pendidikan menjadi bekal untuk meniti kehidupan yang lebih baik.
“Tetaplah mengasah diri karena kontestasi akan semakin ketat di masa mendatang,” pesan dia. STAHN Mpu Kuturan mewisuda 142 orang wisudawan, dengan total lulusan sudah mencapai 1.473 orang sarjana dari 16 program studi yang dibuka.
Made Tawa sempat viral dan menjadi bintang di media sosial (medsos) saat video proses ujian proposal skripsinya diunggah oleh salah satu dosen pembimbingnya pada, September 2023 lalu. Dalam video yang tersebar dan diunggah oleh akun dosen pembimbingnya I Nyoman Buda Asmara Putra itu, Made Tawa yang waktu itu belum sembuh total dari stroke ringan terlihat dipapah menuju ruang ujian. Namun keterbatasan kondisi fisiknya tidak menyurutkan semangatnya. Dia tampak sangat percaya diri memaparkan dan menjawab pertanyaan dosen penguji atas proposal skripsi yang telah disusunnya.
Skripsinya berjudul ‘Analisis Dampak Pelatihan Customer Service dengan Pendekatan Jendela Johari terhadap Kualitas Komunikasi Interpersonal dan Kepuasan Pelanggan di PT Telkom’. Saat diwawancarai Made Tawa mengaku membulatkan tekad untuk kuliah demi mengisi kegiatan di hari tua. Setelah pensiun sebagai pegawai Telkom, Tawa sempat bergabung juga sebagai pengelola koperasi. Dia mengaku suka belajar agama. Bahkan setelah nanti tamat S1, kakek 40 cucu ini berencana akan melanjutkan kuliah magister dan mengambil jurusan Teologi Hindu. Dia pun memberikan pesan kepada seluruh generasi muda dan masyarakat umum untuk tidak ragu belajar dan menambah ilmu pengetahuan yang akan dipakai sebagai pegangan hidup. 7 k23
1
Komentar