Bandara Gelar Latihan Simulasi Kecelakaan Pesawat
Situasi Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai
Direktur Operasi Angkasa Pura I Wahyudi
Airport Security Exercise
MANGUPURA, NusaBali - Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menggelar latihan simulasi kecelakaan pesawat, Kamis (30/5). Simulasi yang berlangsung sekitar pukul 09.30 Wita, merupakan bagin dari latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) yang ke-115 secara penuh.
Maskapai Kintamani Air dengan Registrasi PK-KLX, Call Sign Kintamani 115 ini disimulasikan mengalami kegagalan pendaratan hingga mengalami kebakaran. Pesawat Boeing 777-300 ER rute Denpasar-Singapura ini mengangkut 275 penumpang, 3 cockpit crew dan 14 kabin crew. Ketika rolling dari runway 09, main wheel kanan pesawat mengalami pecah dan meledak yang mengakibatkan pesawat sliding ke kanan dan terbakar di shoulder sisi selatan runway.
Peristiwa ini terjadi saat perhelatan Bali Air Show 2024 yang berlokasi di apron GAT. Saat itu, sebanyak 400 pengunjung memadati arena pameran pesawat udara yang dijaga ketat oleh pihak pengamanan dan aktivitas penerbangan di Bandara Ngurah Rai pada saat itu berlangsung normal. Karena suara ledakan yang keras disertai kepulan asap dan api yang membumbung tinggi, akhirnya membuat pengunjung Bali Air Show panik dan lari berhamburan. Panitia Bali Air Show yang bertugas pada saat itu dengan sigap mengarahkan ke pengunjung lokasi yang aman. Petugas ATC yang melihat kecelakaan pesawat langsung menekan crashbell dan menginformasikannya ke petugas Watch Room ARFF. Sehingg unit ARFF segera meluncur dan melaksanakan penanggulangan keadaan darurat sesuai prosedur yang berlaku.
Direktur Operasi Angkasa Pura I Wahyudi, mengungkapkan latihan ini sangat penting untuk menjaga awareness dan kemampuan individu, khususnya bagi petugas di Aviation Security (Avsec), Peranan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), Airport Operation Control Center (AOCC) dan EOC (Emergency Operation Centre).
“Latihan PKD yang kali ini kita laksanakan adalah fullexercise secara penuh yang ke-115 di seluruh bandara kita. Tujuan utama dari latihan ini adalah untuk menjaga kesadaran dan kemampuan individu teman-teman yang bertugas di bagian keamanan, pemadam kebakaran, dan pengendalian operasional bandara,” ujar Wahyudi ditemui di Bandara Ngurah Rai pada Kamis (30/5) siang.
Dijelaskan, latihan kali ini mencakup tiga skenario utama yakni Airport Security Exercise, yaitu terjadi gangguan keamanan berupa demo dan rencana pengeboman, lalu ARFF Exercise, yakni latihan pemadam kebakaran bandara yang melibatkan simulasi kebakaran di pesawat, dan Fire Building Exercise berupa penanganan kebakaran di Tower ATC dan dilakukan prosedur keselamatan yang ada. Menurut Wahyudi, frekuensi latihan PKD bisa bervariasi, dari setahun sekali, dua tahun sekali, hingga tiga tahun sekali.
“Tergantung dari trafik yang ada di bandara. Misalnya, jika dalam kurun waktu tiga bulan bandara didatangi sebanyak 200 pesawat, maka latihan PKD bisa dilakukan tiga tahun sekali. Namun, jika jumlah pesawat yang hadir lebih banyak, latihan PKD bisa dilakukan setahun atau dua tahun sekali,” jelasnya.
Latihan PKD juga bertujuan untuk membina dan menjaga kolaborasi antara stakeholders atau mitra kerja yang ada di sekitaran bandara maupun di luar bandara. Stakeholders ini termasuk lanud, rumah sakit terdekat, otoritas bandara, dan pihak-pihak terkait lainnya. Sebab, pihaknya ingin memastikan bahwa kemampuan individu karyawan dan anggota di bandara terus terjaga dan mampu menjaga keselamatan penerbangan. Selain itu, koordinasi yang terbiasa dengan stakeholders dianggap sangat penting dalam menghadapi situasi darurat di kemudian hari. Selain kesiapsiagaan darurat, PKD juga melatih kemampuan untuk mencapai target ontimeperformance.
Dalam kesempatan yang sama, General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan menekankan pentingnya kesiapsiagaan 24 jam dalam operasi bandara. Dia menggarisbawahi bahwa seluruh ekosistem bandara harus siap memberikan bantuan atau pertolongan kapan pun situasi darurat terjadi.
“24 jam bandara beroperasi, kita harus siap kapan pun itu terjadi, maka saya akan menghubungi rekan-rekan ekosistem bandara supaya semuanya kita pastikan bisa memberikan bantuan atau pertolongan,” ujar Handy.
Selain simulasi kecelakaan pesawat, skenario latihan juga mencakup gangguan keamanan seperti demo dan rencana pengeboman. Hal itu dianggap penting untuk kesiapsiagaan pihaknya dalam menghadapi berbagai ancaman keamanan. Skenario ketiga dalam latihan PKD kali ini adalah simulasi kebakaran gedung. Latihan ini dilakukan bekerja sama dengan AirNav dan melibatkan prosedur keselamatan di menara pengendali lalu lintas udara (ATC tower). 7 ol3
Komentar