Siswa SMAN 7 Denpasar Ciptakan Macalicha Cookies, Cegah Osteoporosis dengan Cangkang Keong Emas dan Tulang Bandeng
Dapat Penghargaan Medali Emas di Ajang World Young Inventors Exhibition
SMA Negeri 7 Denpasar
World Young Inventors Exhibition
Osteoporosis
Macalicha Cookies
SMAN 7 Denpasar
Inovasi
DENPASAR, NusaBali.com - Penyakit osteoporosis (tulang rapuh) masih menjadi momok di Indonesia. Penderitanya bukan hanya para lansia, namun juga terjadi pada usia yang lebih muda bahkan pada anak-anak.
Menyadari itu, lima siswa SMA Negeri 7 Denpasar melakukan penelitian dan inovasi menggunakan cangkang keong emas (Pomacea canaliculata) dan tulang ikan bandeng (Chanos chanos).
Berdasarkan penelitian awal, dua bahan tersebut mengandung kalsium yang cukup tinggi sebagai mineral yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan tulang.
Berdasarkan penelitian awal, dua bahan tersebut mengandung kalsium yang cukup tinggi sebagai mineral yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan tulang.
Peneliti muda beranggotakan Ni Kadek Devi Anjani (kelas X-12), Ida Ayu Sintha Pradjna Dewi (X-12), Nyoman Anggi Putrika Damayanti (X-4), Ni Nyoman Siwi Cahya Sawitri (X-3) dan Ni Nyoman Anwika Prahastari (X-3) menggunakan cangkang keong emas dan tulang ikan bandeng (Chanos chanos) sebagai bahan utama pembuatan produk kue (cookies) yang diberi nama Macalicha Cookies.
“Macalicha Cookies memiliki kandungan fosfor, protein dan 1.200 miligram kalsium di mana setiap manusia membutuhkan 1.000 sampai 1.200 miligram kalsium setiap harinya. Sehingga Macalicha Cookies efektif untuk mencegah osteoporosis dan memperkuat pertumbuhan tulang,” jelas Anwika Prahastari kepada NusaBali.com, Jumat (31/5/2024).
Anwika mengungkapkan ia dan teman-temannya melakukan penelitian sejak bulan Februari 2024. Adapun bahan-bahan penelitian cangkang keong emas diambil dari persawahan di Kota Denpasar dan limbah tulang ikan bandeng yang diambil dari tempat pengolahan ikan di kawasan Pelabuhan Benoa Denpasar.
Proses pembuatan produk dilakukan di rumah salah satu anggota peneliti dan selanjutnya uji kimia dilakukan bekerja sama dengan laboratorium anallitik Universitas Udayana (Unud).
Anwika menyebut, bahan penelitian sengaja menggunakan bahan yang jumlahnya melimpah di lingkungan sekitar. Keong emas merupakan salah satu hama yang mengganggu pertumbuhan padi sehingga panen menjadi tidak maksimal. Sementara itu limbah tulang ikan bandeng terbuang percuma bahkan merusak lingkungan dengan mengeluarkan aroma tidak sedap.
“Kami ingin inovasi yang tidak hanya bermanfaat bagi tubuh manusia tetapi juga bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya,” ucap Devi.
Adapun adonan kue yang dibuat sama seperti cookies pada umumnya namun ditambah adonan cangkang keong emas dan tulang ikan bandeng. Ada tiga rasa yang dibuat, yakni original, cokelat, dan mix.
“Tantangannya membuat komposisi supaya pas,” kata Anwika.
Anwika menuturkan penelitian ini kemudian berhasil terpilih mengikuti ajang World Young Inventors Exhibition yang diadakan di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, 16-18 Mei 2024. Lomba ini diikuti 700 tim oleh 15 Negara. Dalam kegiatan yang diadakan Malaysian Invention and Design Society (MINDS) di gedung Kuala Lumpur Convention Center (KLCC) tim peneliti SMAN 7 Denpasar berhasil membawa pulang medali emas.
“Pastinya senang bangga bisa bawa nama sekolah, Bali, dan Indobesia. Di sana kami dapat pengalaman dan pelajaran berharga,” ucap Anwika.
Cookies yang memang menjadi penganan di kalangan anak muda menarik minat teman-teman Anwika di sekolah. Apalagi kini ditambah kandungan kalsium yang sangat dibutuhkan tubuh.
Menurut Anwika dari testimoni teman-temannya yang telah mencoba mencicipi Macalicha Cookies, tidak ada yang melaporkan mengalami gangguan kesehatan seperti alergi dan lainnya. Meskipun demikian ia berencana melakukan uji lebih lanjut agar Macalicha Cookies dapat dipasarkan lebih luas. “Ada rencana melakukan uji lebih jauh supaya bisa menjual ke supermarket,” ungkapnya.
Komentar