101 Tugas Akhir Mahasiswa Digelar
Karya-karya mahasiswa ini diharapkan dapat menambah khasanah karya seni di ISI Denpasar menuju ISI Denpasar pusat unggulan seni tahun 2020.
Oleh Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar, Mulai Malam Ini
DENPASAR, NusaBali
Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menyelenggarakan ujian tugas akhir periode semester genap tahun akademik 2016-2017 selama seminggu penuh mulai, Senin (7/8) malam ini hingga Minggu (13/8) di Gedung Natya Mandala kampus setempat. Sebanyak 101 mahasiswa berjuang menampilkan yang terbaik untuk mendapatkan gelar sarjana dari perguruan tinggi seni ini.
Dekan Fakultas Seni Pertunjukkan ISI Denpasar, I Wayan Suharta SSKar MSi memaparkan, tugas akhir ini diikuti oleh 101 mahasiswa terdiri dari 63 karya dan 38 skripsi. Sebanyak 63 tugas akhir berbentuk karya penciptaan, antara lain karya tari 16 orang, karawitan 36 orang, pedalangan 5 orang, serta dari program studi (prodi) seni musik 6 orang. Sementara 38 karya skripsi berasal dari prodi tari 5 orang, karawitan 4 orang, pedalangan 1 orang, sendratasik 27 orang, dan seni musik 1 orang.
"Tugas akhir ini merupakan rangkaian akademik sebagai salah satu syarat dalam penuntasan pembelajaran di ISI Denpasar. Ujian Pagelaran Seni akan dilaksanakan mulai 7-13 Agustus 2017, sedangkan ujian komprehensif akan dilaksanakan tanggal 14-16 Agustus 2017," ungkap Suharta saat jumpa pers di ruang Dekan Fakultas Seni Pertunjukkan ISI Denpasar, belum lama ini.
Dekan Suharta mengatakan, hasil karya yang menjadi tugas akhir dari mahasiswa ini merupakan perjalanan panjang setelah melalui proses pembelajaran di ISI Denpasar selama kurang lebih empat tahun. Melalui hasil pengamatan, penciptaan ide, hingga dikonsep menjadi sebuah karya yang kreatif ataupun karya ilmiah yang kritis, dia berharap karya-karya mahasiswa ini dapat menambah khasanah karya seni di ISI Denpasar. Apalagi menuju ISI Denpasar sebagai pusat unggulan seni pada tahun 2020. "Kami berharap karya-karya ini memberi warna baru," harapnya.
Pada karya tugas akhir ini setiap mahasiswa menampilkan sesuatu yamg berbeda. Tepat pada karya tugas akhir kali ini juga, Prodi Seni Musik yang merupakan prodi baru di Fakultas Seni Pertunjukan untuk pertama kalinya mengadakan tugas akhir. Komang Wira Adi Mahardika dari program studi seni musik mempersembahkan karya berjudul 'Lullabybianu' yang terinspirasi dari keprihatinan akan lagu rakyat Bali 'Bibi Anu' (Pupuh Pucung) yang mulai mengalami kepunahan. Seiring perjalanan waktu, sang lagu semakin tenggelam, usang dan tercampakkan bahkan jarang diperdengarkan lagi pada anak-anak sebagai lagu pengantar tidur.
"Saya ingin mengangkatnya secara baru ke dalam karya Lullabybianu. Lullaby adalah nyanyian anak yang sudah mendunia, sedangkan lagu Bibi Anu adalah lagu rakyat Bali yang penuh pesan moral. Nah, saya mencoba mengkombinasikan musik barat dan musik Bali melalui media ungkap ansambel cello, piano, saxophone perkusi dipadukan dengan instrumen gender, suling dan vokal," ungkap Komang Wira.
Sedangkan Sang Nyoman Gede Adhi Santika dari Prodi Seni Pedalangan, mencoba menggarap teater pakeliran dengan memadukan beberapa unsur pertunjukan yang mengkombinasikan teater wayang kulit dan teater manusia. "Saya memilih teater pakeliran karena dari unsur teater dan pakeliran itu menggabungkan unsur drama dan wayangnya. Jadi di sini saya menggabungkan beberapa dimensi, yaitu dua dimensi, tiga dimensi, dan bayangan siluet. Cerita menggunakan alur maju mundur," ungkap Santika. Adapun teater pakeliran ini memisualisasikan tentang tokoh Sang Anom dalam babad Satria Taman Bali.
Sementara dari prodi Seni Karawitan, ada I Ketut Kariana mencoba membuat karya yang terinspirasi dari perputaran sang waktu berjudul 'Surya Kanda'. Hiruk pikuk rutinitas individu dalam mengarungi samudera kehidupan menjadi acuan tertatanya alunan melodi masing-masing instrumen sehingga terbentuknya sebuah garapan musik tabuh kreasi pepanggulan dengan instrumen barungan.
Selain itu, karya dari I Made Reindra Dwipayana juga coba menggali komposisi musik yang bersifat eksperimental. Karyanya berjudul 'Dimensi' merupakan definisi ruang dan ukuran, dimana angka 8 sebagai sistem dalam penggarapannya berimajinasi dengan keinginan yang bebas untuk mengisi ruang yang ada, namun tetap dalam lingkaran.
"Angka 8 saya artikan sebagai dua lingkaran, dan dimaknai sebagai lingkaran tradisi dan pengembangan tradisi. Karya saya ini bisa dikatakan sebagai penggabungan pola-pola tradisi yang dikemas menjadi karya baru. Saya coba menggabungkan gamelan barungan, gender, wayang, kendang, gupekan, truntungan, terompong. Saya mencoba menciptakan sebuah karya komposisi musik yang bersifat eksperimental," kata Reindra.
Lebih lanjut, dari prodi Seni Tari, I Wayan Sujana mempersembahkan karya tari berjudul Pratisara Uttama yang menggambarkan tokoh Panji yang bijaksana dalam kepemimpinannya mewujudkan dalam gerak gerak maknawi dipadukan dengan unsur vokal tembang Bali Pupuh Malat dan Palawakya.
Begitu juga Ni Kadek Unikka Praasswari mempersembahkan garapan Nya-Pat yang terinspirasi dari keyakinan manusia terlahir bersama empat saudara bernama Kanda Empat, yang akan melengkapi dan menjadi pelindung manusia di dalam menjalani hidup manusia. Keduanya menggarap karya tari kontemporer. "Penampilan nanti akan diiringi elektronik musik, agar lebih simpel dan membangun suasana yang berbeda. Elektronik musik ini juga digabung dengan alat musik Bali, kantil dan suling," ungkap Unikka. *in
1
Komentar