Meretas Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, Menuju Bali Mandiri Energi Bersih
Nangun Sat Kerthi Loka Bali
Bali Mandiri
Energi Bersih
Bali Era Baru
Energi Baru Terbarukan (EBT)
PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Bali harus mampu mandiri energi untuk memenuhi kebutuhan domestik dan industri pariwisata. Selain itu, penyediaan energi harus dilakukan dengan energi bersih guna menjaga kelestarian alam Bali, sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang sehat dan berkualitas, sebagai implementasi dari visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
Menurutnya, peta jalan energi surya di Bali sudah ada sejak 2019, telah berkontribusi memberikan masukan kepada Pergub Energi terbarukan dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Provinsi (RUKP) untuk mendorong pengembangan energi surya di Bali, sangat perlu dilanjutkan.
Sekiranya komitmen Pak Koster dapat merealisasikan program energi terbarukan dan mandiri energi di Bali perlu mendapat dukungan masyarakat Bali. Pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) yang merupakan energi bersih, adalah bagian dari kebijakan energi nasional dalam rangka mencapai target 23% bauran energi di tahun 2025 dan menjaga keberlangsungan aspek lingkungan. Dalam mendorong pengembangan EBT, pemerintah terus merampungkan regulasi dan memperbaiki kebijakan demi menciptakan iklim investasi yang baik, sehingga semakin tinggi keterlibatan sektor swasta.
Tak hanya sektor swasta, peran dan partisipasi aktif dari pemerintah daerah pun terus ditingkatkan dalam penggunaan dan pemanfaatan energi terbarukan yang sangat besar potensinya. Keinginan kuat Pak Koster, akan kebutuhan energi yang bersih di Bali, utamanya agar alam bersih, dan untuk mendukung citra pariwisata karena Bali ingin mengarah dan menjadi destinasi pariwisata dunia terbaik yang berkualitas.
Menurut Ketua DPD PDIP Bali ini, fenomena ke depan, orang akan kembali ke sesuatu yang lebih sehat, sehingga paradigma kedepan arahnya akan bermuara kesana termasuk di sektor energi, dan Pemerintah harus mampu menangkap arah fenomena ini menjadi satu kebijakan baru.
Program EBT lain yang secara masif akan diimplementasikan di Bali antara lain pemasangan PLTS Atap dan penggunaan kendaraan listrik. Pak Koster pun menyampaikan akan mengeluarkan kebijakan penggunaan motor listrik berbasis baterai untuk mengurangi kendaraan bermotor berbahan bakar minyak (BBM) dan lebih jauh industri otomotif berbasis listrik akan dibangun.
Tekadnya bahwa ia akan mempercepat pencapaian target EBT ini, dalam satu dua tahun kedepan hotel, rumah, kantor, sekolah, restoran dan swalayan di seluruh Bali harus menggunakan PLTS atap dalam pembangunan nya. Menurutnya, ada banyak ruang kosong di Bali yang tersedia dan tidak bermanfaat di Bali, dapat digunakan sebagai tempat pemasangan panel surya.
"Di Bandung sudah punya pabrik solar cell di LEN 70 MW, saya usul pabrik nya dibangun di Bali, sehingga dari hulu sampai hilir tersedia di sini. Politeknik EBT dan juga pusat penelitian serta pendidikan pelatihan EBT segera dibangun di Bali tahun ini. Ini langkah serius, sehingga Bali bisa menjadi provinsi percontohan bagi daerah lain", kata Pak Koster dalam perbincangan dengan penulis.
Menurut Pak Koster, dalam penyusunan rencana pembangunan energi hijau serta memastikan pertumbuhan ekonomi regional di wilayah Bali, diperlukan pemetaan potensi energi terbarukan di wilayah itu. Beberapa rencana pembangunan ketenagalistrikan nasional dan khususnya di Bali telah dilakukan berbagai pihak. Rencana itu di antaranya dituangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030, Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2019-2038, dan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Bali 2020-2050.
Tiap-tiap rencana pembangunan itu mencakup adanya peningkatan energi terbarukan pada bauran pasokan listrik dalam memenuhi Bali yang green dan independent. Namun, masih diperlukan analisis pasokan listrik dari pembangkit lokal yang bersumber dari energi terbarukan hingga 2060 untuk menilai apakah harapan itu dapat tercapai.
Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) telah memberikan pandangan secara ilmiah berdasarkan potensi wilayah Bali untuk memanfaatkan sumber daya mereka dalam mencapai mimpi besar Bali menuju energi bersih, independen, dan net zero emission 2060.
Komentar