nusabali

TK Pratama Widya Laya Perkenalkan Taman Usadha dan Lontar Museum

  • www.nusabali.com-tk-pratama-widya-laya-perkenalkan-taman-usadha-dan-lontar-museum

AMLAPURA, NusaBali - Pendidikan di Pratama Widya Laya setingkat taman kanak-kanak di Desa Adat Dukuh Penaban, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, selama ini pembelajarannya bernuansa Hindu. Selain belajar membuat canang, juga diperkenalkan beragam jenis tanaman obat di taman usadha. Peserta didik juga diperkenalkan beragam lontar.

Taman ini di Museum Pustaka Lontar, Banjar Adat Dukuh Bukit Ngandang, Desa Adat Dukuh Penaban, Kelurahan/Kecamatan Karangasem. Ketua Yayasan Karya Bhuana Lestari Jro Nengah Suarya yang menaungi Pratama Widya Laya, memaparkan hal itu di sela-sela pembelajaran, Museum Pustaka Lontar, Minggu (2/6).

Jro Nengah Suarya mengatakan, Pratama Widya Laya yang berdiri tahun 2022, telah memasuki angkatan kedua, didukung lima tenaga guru yakni Kadek Candra Dewi, Putu Rara Wahyu Triwijaya, Kadek Desni Cahyani, dan Kadek Angga Ari Wedana.

Pembelajaran bernuansa Hindu yang dimaksud, sebelum memulai pembelajaran wajib melantunkan puja Tri Sandya. Selanjutnya nyanyi bernuansa Hindu, matanding canang, mengenal banten canang, mengenal bahan-bahan untuk membuat canang, belajar menari, mengenal beragam jenis tanaman obat di taman usadha, belajar mengenal lontar dan lain-lain.

"Keberadaan Pratama Widya Laya ini sebagai penunjang Museum Pustaka Lontar. Siswa belajar menyatu dengan alam, suasana tenang, sejuk, rindang, jauh dari polusi dan wajib mengenal tanaman di sekitarnya," jelas Jro Nengah Suarya.


Guru, kata Jro Nengah Suarya, juga memperkenalkan tanaman jahe, kunyit, lengkuas, sere, kencur, sambil menunjukkan tanaman dimaksud. Begitu juga saat matanding canang memperkenalkan bahan-bahannya, ada janur, bunga, samsam, dan lain-lain. "Jika bosan bermain, diselingi nyanyi gending rare," tambahnya.

Sesekali lanjut Jro Nengah Suarya diajak mengenal lontar. "Saya perkenalkan, ini namanya lontar, di dalamnya berisi aksara Bali," katanya.

Angkatan I nanti menamatkan 8 siswa, rencananya di angkatan kedua, menerima 20 siswa. Sengaja membatasi, agar lebih optimal memberikan pelajaran. Siswa Pratama Widya Laya terkadang bermain-main dengan wisatawan yang mengajak anak-anak. "Nantinya diajari bahasa Inggris, paling tidak agar mampu memperkenalkan diri, dan menanyakan nama wisatawan itu," katanya.

Kadek Candra Dewi, salah seorang guru, mengatakan awal berdiri Pratama Widya Laya, hanya merekrut siswa dari internal Desa Adat Dukuh Penaban. "Kali ini terbuka untuk calon siswa dari luar Desa Adat Dukuh Penaban," jelasnya.

Siswa belajar di alam sehingga sangat mudah mengenal tanaman di sekitarnya, termasuk mengenal tanaman lontar, mengenal pohon kelapa, pohon pisang dan lain-lain. "Siswa selama ini belajar menari dan bernyanyi, nanti di acara perpisahan semua siswa pentas, sesuai bakat siswa masing-masing," jelas Kadek Candra Dewi.7k16

Komentar