Warga Serbu Operasi Pasar Gas Elpiji 3 Kg
Langka, Warga Legian Berburu Elpiji 3 Kg hingga Denpasar
Untuk mendapatkan gas 3 kilogram seharga Rp 18.000 tersebut, selain membawa tabung kosong, masyarakat juga diminta untuk membawa salinan KTP dan KK
MANGUPURA, NusaBali - Suasana hiruk-pikuk tampak di depan Kantor Kelurahan Legian, Kecamatan Kuta, Badung, Senin (3/6) siang. Ratusan warga yang tinggal di sekitar Legian ini terpaksa berebut gas elpiji 3 kilogram dalam kegiatan Operasi Pasar (OP). Antrean panjang mulai terlihat sejak pagi hari pukul 09.00 Wita, ketika warga membawa tabung gas kosong mereka dan berharap bisa mendapatkan nomor antrean.
Dari informasi yang dihimpun, situasi ini merupakan puncak dari kelangkaan gas elpiji 3 Kg yang telah berlangsung hampir dua minggu terakhir. Banyak warga yang terpaksa mencari gas hingga ke daerah lain seperti Denpasar, namun tetap tidak berhasil menemukan pasokan yang memadai.
Salah seorang warga, Nila,30, yang tinggal di Jalan Sri Rama Legian, menceritakan betapa sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kg selama beberapa minggu terakhir. "Udah dua mingguan, kalau masak terpaksa cari gas keliling. Gak bisa masak kita, beli makan di luar jadinya. Kadang warung makan juga gak bisa masak," ujar Nila saat ditemui di lokasi, Senin siang.
Dia mengaku, kelangkaan gas di sekitar rumahnya merata. Sampai-sampai ibu rumah tangga itu mencari gas ke daerah Kerobokan, Gelogor Carik, bahkan hingga Denpasar. Apalagi, jika dia membeli gas di pengecer atau warung terdekat harganya bisa menyentuh Rp 30.000. Sehingga Operasi Pasar ini menjadi angin segar bagi warga yang sangat membutuhkan gas elpiji 3 kg untuk kebutuhan sehari-hari. Nila merasa terbantu dengan adanya Operasi Pasar ini. "Lumayan ada operasi pasar ini, karena kita sangat butuh sekali. Sekarang saya bawa tabung satu aja sudah antre dari jam 9 pagi,” bebernya.
Senada dengan hal tersebut, Wayan Suni,35, asal Legian, Kecamatan Kuta juga mengaku kesulitan untuk mendapatkan gas melon itu. Apalagi, dirinya kini memiliki usaha di bidang jasa laundry yang sangat membutuhkan gas melon.
“Kalau beli gas yang besar, selain mahal juga boros cepat habis. Jadi susah saya kalau ada pelanggan yang mau cuci sedangkan gas tidak ada,” ungkapnya lirih.
Kelangkaan gas melon, kata Suni tidak hanya mempengaruhi usaha kecilnya, tetapi juga kehidupan sehari-hari warga.
Situasi ini semakin memperberat beban ekonomi warga yang harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli makanan di luar. Sehingga dengan adanya Operasi Pasar ini diharapkan dapat meringankan beban warga dengan menyediakan gas melon dengan harga yang lebih terjangkau. "Kalau gak dapat gas untuk keseharian, biasanya beli lauk. Dengan adanya Operasi Pasar ini bisa meringankan karena lebih murah," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Tokoh Masyarakat Legian, I Wayan Puspa Negara mengatakan bahwa kebutuhan akan gas elpiji 3 kg seharusnya dapat tersalurkan dengan merata. Penyebab kelangkaan ini masih belum diketahui. Menurut Puspa Negara, situasi ini sangat aneh karena terjadi tanpa ada upacara atau acara besar yang biasanya menyerap banyak gas. Mantan Ketua LPM Legian ini juga mengungkapkan bahwa kelangkaan terhadap gas ini menyebabkan lonjakan permintaan yang tidak diimbangi dengan suplai yang memadai.
Sebagai langkah konkret, Puspa Negara mendesak agar operasi pasar gas elpiji 3 kg ditingkatkan. Rencananya, Operasi Pasar ini akan kembali di gelar pada, Selasa (4/6) hari ini untuk memenuhi seluruh permintaan warga yang belum mendapat bagian.
“Banyaknya warga yang belum kebagian hari ini, saya berharap besok (hari ini) dari Diskop bisa menggelar lagi, bila perlu tambahannya bisa sampai 1.000 tabung gas. Karena sementara yang kita lihat dengan tabung gas yang kami sediakan sekarang sebanyak 300 gas tidak cukup,” bebernya.
Sementara Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Kadiskop UKMP) Badung, I Made Widiana mengatakan jika Operasi Pasar Khusus Gas 3 Kilogram dilaksanakan karena banyaknya laporan keluhan masyarakat soal sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. “Tiap hari ada sekitar 10 orang yang menghubungi dan mengeluhkan kesulitan masyarakat mendapatkan gas 3 kg di pasaran,” ungkapnya.
Dari masalah itu, pihaknya pun langsung turun tangan untuk berkoordinasi dengan pihak Pertamina. Dia mengatakan jika kelangkaan gas melon itu diperkirakan terjadi karena Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang sempat tutup di masa cuti bersama. Sebagai evaluasi dari kejadian tersebut, maka menurut dia sama sekali tidak boleh ada jeda dalam proses distribusi gas. “Jadi tidak bisa diberlakukan seperti hari kerja. Karena kebutuhan di masyarakat adalah tetap, bahkan ada indikasi naik,” tuturnya.
Lebih lanjut dijelaskan, Operasi Pasar dilakukan secara bertahap dengan kuota 300 tabung di setiap lokasi. Jadwal sementaranya adalah pada Senin (3/6/2024) di Pasar Desa Canggu dan Kantor Lurah Legian, Selasa (4/6/2024) di Kelurahan Seminyak dan Kelurahan Kedonganan, dan Rabu (5/6/2024) di Kelurahan Kuta dan Kelurahan Jimbaran. Untuk mendapatkan gas 3 kilogram seharga Rp 18.000 tersebut, selain membawa tabung kosong, masyarakat juga diminta untuk membawa salinan KTP dan KK. “Ke depan, Pertamina bersama Hiswana Migas (Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas) dan Pemda harus duduk bersama menyikapi terkait dengan keluhan-keluhan ataupun kesulitan masyarakat mendapatkan elpiji,” harapnya. 7 ol3
Komentar