Pemprov akan Wajibkan Sampah Sudah Terpilah
Sebelum Masuk TPA Suwung, Aturan Disiapkan
Pj Gubernur Sang Made Mahendra Jaya
Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia
ADUPI
Pemprov akan Wajibkan Sampah Sudah Terpilah
DENPASAR, NusaBali - Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya akan mendorong percepatan penanganan sampah di Bali dengan memaksimalkan pemilahan sampah organik dan organik di tingkat rumah tangga hingga Kabupaten/Kota.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tengah menyiapkan regulasi yang mengatur agar sampah yang bisa masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung harus dalam keadaan sudah terpilah.
“Kita akan segera buat aturan agar sampah yang masuk ke TPA Suwung sudah dipilah. Kalau tidak maka tidak diterima,” kata Pj Gubernur Mahendra Jaya dalam audiensi bersama Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) dan sejumlah lembaga swasta terkait penanganan sampah di Jaya Sabha, Denpasar, Senin (3/6) siang. Pemilahan menurut Pj Gubernur sudah begitu mendesak dilakukan mengingat masalah sampah terutama penumpukan di TPA-TPA sudah sedemikian mendesak untuk diselesaikan, sehingga perlu langkah cepat guna penanganannya.
“Ini bentuk intervensi kita. Tentu akan disosialisasikan dulu agar Kabupaten/Kota dan masyarakat bisa mengetahui hal ini sesegera mungkin,” tandasnya.
Sembari proses sosialisasi dan penyiapan peraturan, Pj Gubernur juga mengatakan pihaknya akan segera membagi zona di kawasan TPA di Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar tersebut menjadi zona organik dan anorganik serta menyiapkan petugas serta SOP yang digunakan guna memastikan sampah terpilah yang bisa masuk.
Pemilahan sampah dikatakan Pj Gubernur pula, akan jadi dasar untuk melaksanakan pengolahan sampah lanjutan dan proses revitalisasi atau penghijauan kawasan TPA Suwung. Dengan demikian, kawasan lahan seluas 32,4 hektare tersebut nantinya akan bisa dimanfaatkan untuk sarana olahraga, rekreasi hingga venue event.
Metode waste to energy dan sanitary landfill kerja sama dengan lembaga swasta asal Belanda diharapkan akan menjadi solusi di masa depan guna mengurangi timbunan sampah sekaligus menghasilkan potensi ekonomi dari energi terbarukan serta daur ulang sampah. “Nantinya kita ingin ada saling koordinasi antarlembaga yang luwes dan tidak diganggu kepentingan-kepentingan lain,” imbuhnya. “Kolaborasi yang luar biasa ini akan membangkitkan lagi semangat kita apalagi masyarakat Bali akan sangat positif dengan upaya kita dalam mengatasi masalah sampah,” tambahnya lagi.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi), Christine Halim menyebut pihaknya dan sejumlah lembaga swasta seperti Afvalzorg (Belanda), Multriwell (Belanda), Indonesia Solid Waste Association (InSWA), Sekolah Sampah Nusantara, Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ASOBSI) hingga Bank Sampah Bersinar siap mendukung upaya Provinsi Bali dalam menuntaskan masalah sampah di Pulau Dewata.
“Kami siap hadir untuk mengatasi ‘gap’ yang ada dalam rangkaian pengelolaan sampah di Bali, tentu juga dengan dukungan Pemerintah, Kabupaten/kota hingga masyarakat yang harus ‘janjian’ untuk komitmen tersebut,” ungkapnya. “Tapi sekali lagi pemilahan sampah harus yang utama karena kita berangkat dari sana,” tuturnya lagi. 7 a
Komentar