Warga Gembalan Dambakan Bantuan Perbaikan Rumah
Karena tidak kunjung mendapat bantuan perbaikan rumah dari pemerintah, seorang warga miskin di Dusun Cucukan, Desa Selat, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, terpaksa mencurahkan isi hatinya di media sosial (medsos).
SEMARAPURA, NusaBali
“Saya sendiri belum juga merasakan uluran tangan para petinggi/pemimpin,” keluh Ida Ayu Maha Dewi Eka Pratama,19, di postingan media sosial (facebook), Senin (7/8) pagi. Dalam postingan itu juga berisi foto tentang kondisi rumahnya yang banyak bocor pada bagian atapnya.
Ida Ayu Maha Dewi atau yang akrab disapa Dayu Eka ini, adalah warga miskin di Dusun Cucukan, Desa Selat. Namun mereka tinggal di Dusun Gembalan, Desa Selat. Dayu Tika tinggal di rumah tersebut hanya berdua dengan ayahnya, Ida Bagus Ardana,43. Sedangkan ibunya sudah pisah tempat tinggal sejak tiga bulan lalu karena ada persoalan di rumah tangga. Dayu Tika mengunggah postingan itu karena berharapà dapat bantuan dari Pemkab Klungkung.
Ida Bagus Ardana, saat ditemui mengakui penghasilannya dari kerja sebagai satpam sangat pas-pasan dan tidak mampu untuk memperbaiki rumah. Kini kondisi rumahnya banyak atap yang bocor, bahkan beberapa sisi langit-langit atap sudah jebol karena termakan usia. “Rumah ini sudah warisan dari ayah saya,” katanya.
Ardana mengaku bekerja sebagai satpam di sebuah SPA di Denpasar. Penghasilannya Rp 1,4 juta/bulan. Gaji itu tidak cukup untuk menopang kebutuhan keluarga. Untuk kerja ke Denpasar, dia membutuhkan biaya transportasi Rp 900.000/bulan. Balum lagi uang itu dipakai membayar utang. “Untuk mencukupi keperluan sehari-hari saya juga sering berbisnis hasil bumi, salah satunya menjual buah durian yang tumbuh di pekarangan rumah,” katanya.
Karena minim penghasilan, IB Ardana tidak bisa melanjutkan anaknya untuk kuliah. Anaknya kini bekerja di sebuah took swalayan di Gianyar. Dirinya juga tidak lagi menerima beras sejahtera (Rastra) sejak tiga tahun lalu. “Saya berharap agar pemerintah bersedia membantu untuk perbaikan rumah,” katanya.
Sementara itu, postingan Dayu Tika di medsos mendapatkan atensi langsung dari Pemkab Klungkung, lewat Dinas Sosial (Dinsos) Klungkung. Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Klungkung, I Wayan Wirata mengakui jika rumah itu tidak layak huni. Namun menurutnya, Ardana tidak mau rumahnya mendapat bedah rumah dan hanya minta untuk direhab saja. “Kami usulkan itu pada anggaran APBD 2018,” katanya. Adapun ukuran rumah tersebut sekitar 6 meter x 4 meter dengan tiga kamar tidur. *wa
Ida Ayu Maha Dewi atau yang akrab disapa Dayu Eka ini, adalah warga miskin di Dusun Cucukan, Desa Selat. Namun mereka tinggal di Dusun Gembalan, Desa Selat. Dayu Tika tinggal di rumah tersebut hanya berdua dengan ayahnya, Ida Bagus Ardana,43. Sedangkan ibunya sudah pisah tempat tinggal sejak tiga bulan lalu karena ada persoalan di rumah tangga. Dayu Tika mengunggah postingan itu karena berharapà dapat bantuan dari Pemkab Klungkung.
Ida Bagus Ardana, saat ditemui mengakui penghasilannya dari kerja sebagai satpam sangat pas-pasan dan tidak mampu untuk memperbaiki rumah. Kini kondisi rumahnya banyak atap yang bocor, bahkan beberapa sisi langit-langit atap sudah jebol karena termakan usia. “Rumah ini sudah warisan dari ayah saya,” katanya.
Ardana mengaku bekerja sebagai satpam di sebuah SPA di Denpasar. Penghasilannya Rp 1,4 juta/bulan. Gaji itu tidak cukup untuk menopang kebutuhan keluarga. Untuk kerja ke Denpasar, dia membutuhkan biaya transportasi Rp 900.000/bulan. Balum lagi uang itu dipakai membayar utang. “Untuk mencukupi keperluan sehari-hari saya juga sering berbisnis hasil bumi, salah satunya menjual buah durian yang tumbuh di pekarangan rumah,” katanya.
Karena minim penghasilan, IB Ardana tidak bisa melanjutkan anaknya untuk kuliah. Anaknya kini bekerja di sebuah took swalayan di Gianyar. Dirinya juga tidak lagi menerima beras sejahtera (Rastra) sejak tiga tahun lalu. “Saya berharap agar pemerintah bersedia membantu untuk perbaikan rumah,” katanya.
Sementara itu, postingan Dayu Tika di medsos mendapatkan atensi langsung dari Pemkab Klungkung, lewat Dinas Sosial (Dinsos) Klungkung. Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Klungkung, I Wayan Wirata mengakui jika rumah itu tidak layak huni. Namun menurutnya, Ardana tidak mau rumahnya mendapat bedah rumah dan hanya minta untuk direhab saja. “Kami usulkan itu pada anggaran APBD 2018,” katanya. Adapun ukuran rumah tersebut sekitar 6 meter x 4 meter dengan tiga kamar tidur. *wa
Komentar