Nasionalisme Penggemar Bola Indonesia Menyatu Saat Bela Timnas
Dari Kegiatan Peringatan Bulan Bung Karno UBK
Dekan FISIP
Universitas Bung Karno
Franky Paulus St Roring
Prof. Thomas Horky
Meistra Budiasa
Bulan Bung Karno
JAKARTA, NusaBali - Menyambut Bulan Bung Karno, Pusat Studi Komunikasi Olahraga Universitas Bung Karno (UBK) dan Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (FISIP) UBK yang didukung Yayasan Pendidikan Soekarno mengadakan International Guest Lecture dengan tema Football and Fans-the Future of Sport and the Media di Aula Fatmawati, UBK, Rabu (5/6). Sebagai pembicara adalah Prof. Thomas Horky dari Macromedia Univesity, Jerman
Acara dibuka oleh Dekan FISIP Universitas Bung Karno Franky Paulus St Roring, S.Ip, M.Si. Moderator acara, Ketua Pusat Studi Komunikasi Olahraga Universitas Bung Karno Dr. Meistra Budiasa, S.Ikom, M.A. Meistra mengatakan, mengangkat tema sepak bola dan penggemar bola, karena membicarakan bola di tanah air saat ini sedang tinggi-tingginya.
Kemudian para suporter juga sedang semangat. Sebab, timnas baru saja mengikuti Piala Asia 2024. Bahkan, mampu menembus babak semifinal. Lalu mengikuti kualifikasi Olimpiade dan terdekat adalah kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Kamis (6/6) ini.
Semua pertandingan itu pun, tidak lepas dari para penggemar sepak bola. Lantaran para penggemar lah yang mendukung dan memberi semangat ketika mereka bertanding di lapangan. Menurut Meistra, penggemar bola di Indonesia ada dua kategori. Pertama, penggemar klub sepak bola dan kedua penggemar timnas. “Penggemar klub sepak bola lebih militan dan fanatik. Misal, fans Bali United, Persija dan Persib,” ujar Meistra kepada NusaBali usai acara.
Sementara, penggemar timnas tidak seperti itu. Justru, mereka memiliki keunikan. Pasalnya, mereka bersatu ketika memberikan dukungan kepada timnas. “Yang menarik adalah penggemar timnas. Mereka menyatu dengan penggemar yang merupakan rivalitas klubnya. Misalnya Persija dengan Persib saling berbenturan, tapi ketika timnas bertanding mereka bersatu,” papar Meistra.
Menyatunya penggemar bola antar klub, tidak hanya terlihat di stadion saja. Melainkan, ketika mereka menyaksikan di televisi, mereka juga sangat antusias mendukung timnas. Salah satunya, saat semifinal Piala Asia.
Sementara Prof. Thomas Horky menggambarkan mengenai fenomena komunikasi olahraga di barat, khususnya di Eropa saat Piala Dunia dan kejuaraan lainnya. Sampai akhirnya, dia menyampaikan virtual teori. Teori tersebut, merupakan sebuah konsep baru yakni virtual media sport. Bagaimana olahraga akan bergeser dari sifatnya realistis ke virtual.k22
Komentar