nusabali

Elpiji 3 Kg Langka, Badung Gelar Rakor

  • www.nusabali.com-elpiji-3-kg-langka-badung-gelar-rakor

Pemkab Badung menyebut pengajuan kebutuhan gas elpiji 3 kg sudah berdasarkan jumlah KK sebanyak 135.787 dan jumlah usaha mikro sebayak 29.163.

MANGUPURA, NusaBali
Mengantisipasi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) yang terjadi belakangan ini, Pemkab Badung menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan stakeholder terkait di Ruang Rapat Wakil Bupati Badung, Puspem Badung, Jumat (7/6). Rapat dipimpin Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa.

Rakor tersebut dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Badung Ida Bagus Gede Arjana, Sales Branch Manager Rayon IV Badung dan Gianyar Hasanudin Ritonga, Anggota Tim Monitoring dan Evaluasi Minyak dan Gas Bumi Kabupaten Badung, dan 11 Agen LPG di Kabupaten Badung.

Dalam rakor tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Badung IB Gede Arjana, mengatakan data dari Biro Pengadaan Barang/Jasa Perekonomian Provinsi Bali, kuota gas elpiji 3 kg di Kabupaten Badung sesuai APBN Tahun Anggaran 2024 sebesar 25.856 metrik ton. Sedangkan pengajuan kebutuhan sudah berdasarkan jumlah KK di Kabupaten Badung sebanyak 135.787 dan jumlah usaha mikro sebanyak 29.163. Setelah dikalkulasi, pengguna untuk per KK sebanyak 4 tabung per bulan dan usaha mikro sebanyak 6 tabung per bulan, sehingga jumlah ini hampir sama dengan kuota yang diberikan untuk Kabupaten Badung.

“Dari kebutuhan yang sudah dihitung, kiranya tidak terjadi kelangkaan seperti saat ini. Data pendistribusian dari SPBE ke agen hampir konstan setiap harinya. Dari data agen ke pangkalan, hampir setiap hari juga mendistribusikan dengan jumlah yang hampir sama. Dari pantauan hasil di lapangan, menurut penuturan pengecer yang sering bawa gas elpiji 3 kg melalui mobil pick up, pengiriman jarang ada. Kalau ada, jumlahnya terbatas,” jelas Arjana.

Dari laporan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Badung itu, Wabup Suiasa berharap kepada Pertamina untuk menindaklanjuti hasil temuan tim di lapangan. Sebab, berdasarkan data ketersediaannya ada, kebutuhan cukup dan pendistribusian lancar. Namun, yang terjadi di lapangan mengalami masalah kelangkaan di masyarakat.

“Apabila terjadi suatu indikasi penyimpangan penyalahgunaan harap untuk berkoordinasi dengan stakeholder terkait. Tugas kita untuk menginformasikan apabila ada sinyal indikasi penyalahgunaan sesuai dengan SOP yang ada. Saya kira dengan komunikasi yang baik akan menjawab permasalahan tersebut,” harap Wabup Suiasa.

Sementara itu, Sales Branch Manager Rayon IV Badung dan Gianyar Hasanudin Ritonga dalam paparannya menjelaskan dalam menanggapi kelangkaan gas di wilayah Badung, Pertamina telah melakukan aksi penanganan seperti extra dropping tanggal 1 Juni 2024 sebanyak 15.680 tabung dan pada 17 Juni 2024 sebanyak 29.120 tabung (total 1,5 HK). Kemudian juga melakukan kegiatan pasar murah bersama Pemkab Badung di 12 titik, mulai dari Juni 2024, dan Penanganan Jangka Pendek (extra dropping tahap 2 sebesar 0,5 HK) sebanyak 16.800 tabung.

“Hasil sidak HOREKA (Hotel, Restoran, dan Kafe) dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Ditjen Migas, sejumlah 15 titik di Denpasar, Badung, dan Gianyar tidak ditemukan penggunaan gas elpiji 3 kg. Hasilnya ditemukan beberapa hotel dan restoran yang membeli gas elpiji 50 kg dengan harga di bawah pasar Rp 600.000 sampai dengan Rp 850.000,” jelas Hasanudin Ritongga.

“Unit usaha disupplai baik melalui outlet Agen LPG Non PSO maupun Agen LPG Non PSO langsung hingga telah dilakukan tindak lanjut berupa mencari tahu supplier non agen dan edukasi konsumen mengenai harga wajar dan kualitas LPG Non PSO,” imbuhnya. 7 ind

Komentar