MTI Bali Harapkan Dana Pungutan Wisman Disisihkan untuk Transportasi Publik
DENPASAR, NusaBali - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Bali harapkan dana pungutan terhadap wisatawan mancanegara (wisman) Rp 150 ribu per orang bisa disisihkan untuk pengembangan transportasi publik. Hal ini sebagai salah satu upaya menekan kemacetan lalu lintas (lalin), khususnya di kawasan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita).
Pengembangan tersebut bisa untuk menambah koridor angkutan umum. Saat ini baru ada 7 koridor, yakni 5 koridor untuk bus Trans Metro Dewata dan 2 koridor untuk sus Trans Sarbagita. “Kalau ada 17 atau 18 koridor itu bisa ‘menutupi’ (meng-cover) kawasan Sarbagita,” ujar Ketua MTI Bali I Made Rai Ridartha, Rabu (5/6).
Selama ini, kata Rai Ridartha, kalau terlihat armada sus Trans Metro Dewata sering kosong, dikarenakan tidak seluruh koridor tersambung. Hal ini menyebabkan masyarakat yang ingin bepergian dengan naik bus Trans Metro Dewata urung, karena tidak terhubung secara menyeluruh. “Hanya pada koridor yang terhubung saja warga atau penumpang mau naik,” ujarnya.
Untuk menyambung itulah menurut Rai Ridartha perlu disiapkan tambahan koridor antara 10 sampai 11 koridor. Dengan menambah koridor baru, dia mengklaim layanan transportasi umum di wilayah Sarbagita dapat terpenuhi.
Untuk menambah koridor baru tersebut, Rai Ridartha berharap bisa disisihkan dari dana yang bersumber dari pungutan wisman sebesar Rp 150 per orang, yang sudah diberlakukan sesuai Perda Nomor 6 Tahun 2023. Bagaimanapun, lanjutnya, prasarana dan sarana transportasi publik juga termasuk perlindungan lingkungan alam Bali.
Apalagi sekarang sedang didorong pembangunan sarana dan prasarana berbasis elektrik, nyambung dengan perlindungan lingkungan alam Bali. “Kan kena judulnya (tersambung) itu. Apalagi diatur secara spesifik,” ujar Rai Ridartha yang asal Pejeng, Tampaksiring, Gianyar. 7 k17
Komentar