nusabali

Warga Pecatu Keluhkan Krisis Air Bersih

  • www.nusabali.com-warga-pecatu-keluhkan-krisis-air-bersih

Air bersih yang didapatkan oleh warga di sekitar Pecatu dengan membeli air tangki. Beberapa warga yang tidak sanggup membeli air tangki, membeli air galon isi ulang setiap harinya.

MANGUPURA, NusaBali - Masalah pasokan air bersih di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung tak kunjung usai. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di Gumi Keris bagian selatan ini tidak mendapat pasokan air bersih sebagai kebutuhan pokok mereka.

Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta tak memungkiri hal tersebut. Dia mengaku hampir 90 persen warga Desa Pecatu mengeluh krisis air bersih. “Kalau masalah keluhan air, warga Pecatu hampir 90 persen mengeluh krisis air. Bahkan saya sendiri sudah hampir kurang lebih satu tahun tidak mendapatkan air, jadi hampir semua warga Pecatu darurat air,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (6/6) pagi.

Selama ini, lanjut dia, air bersih yang didapatkan oleh warga di sekitar Pecatu adalah dengan membeli air tangki. Terbukti sedari pagi hingga malam, truk tangki bermuatan air bersih terlihat wara-wiri di jalanan Ungasan menuju Desa Pecatu. Di samping itu, beberapa warga yang tidak sanggup membeli air tangki harus mengeluarkan dana untuk membeli air galon isi ulang setiap harinya.

“Mau tidak mau masyarakat yang berumah tangga ataupun yang punya usaha itu biaya mereka tergerus untuk membeli air tanki. Alternatif lainnya beli air galon untuk minum, mandi dan kebutuhan lainnya,” beber Sumerta sembari menyebut harga air tangki bervariasi antara Rp 350.000 hingga Rp 400.000 per tangki.

Dia menambahkan bahwa keluhan ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun, namun belum ada solusi yang konkret dari pemerintah atau Perumda Air Minum Tirta Mangutama. Apalagi, sambung dia, hal itu ditambah dengan pembangunan yang sangat masif di Pecatu baik akomodasi wisata atau kos-kosan yang memelurkan air cukup banyak. Sumerta berharap agar pemerintah segera mencari solusi untuk mengatasi krisis air ini. “Artinya biaya hidup kami cukup berat karena air adalah kebutuhan pokok. Layanan publik, sekolah juga memerlukan air,” keluhnya.

Dia mengusulkan agar pemerintah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menyediakan air bersih bagi warga Pecatu dalam jangka pendek, sambil menunggu solusi jangka panjang. “Masyarakat menganggap Badung ini mampu, tetapi layanan air terhambat. Mungkin pihak Perumda Air Minum Tirta Mangutama bisa menyiapkan air tanki untuk masyarakat. Tetapi pertanyaannya mampu kah melayani semua pelanggan di Pecatu?,” ucap Sumerta.

“Saya harap pemerintah memberikan solusi yang jitu atau pihak ketiga yang bisa diajak bekerja sama. Dalam waktu singkat ini ada solusi agar bisa menangani, sehingga kami mendapat pasokan air,” harap Sumerta. 7 ol3

Komentar