Ribuan Turis Saksikan Prosesi Palebon di Puri Ubud
Pengarakan Bade tumpeng sia
Puri Agung Ubud
Catus Pata Ubud
Setra Dalem Puri
Tjokorda Istri Rai Dharmawati
GIANYAR, NusaBali - Pengarakan Bade tumpeng sia (tingkat 9), tinggi sekitar 23 meter dengan berat 5 ton, untuk palebon almarhum Tjokorda Istri Rai Dharmawati — menantu Panglingsir Puri Agung Ubud— dari Catus Pata/jaba Puri Agung Ubud menuju Setra Dalem Puri, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar pada Soma Pon Ugu, Senin (10/6), berlangsung lancar. Ribuan wisatawan manca negara dan domestik menyaksikan pengarakan bade yang menempuh jarak sekitar 800-an meter itu.
Palebon untuk jenazah almarhum Tjokorda Istri Rai Dharmawati, 57, dari Puri Saren Kauh yang berbatas tembok atau di barat Puri Saren Agung, tempat tinggal Panglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati atau Cok Putra. Almarhum Tjok Istri Rai Dharmawati merupakan salah seorang menantu Panglingsir Puri Agung Ubud (sebelumnya), almarhum Tjokorda Agung Suyasa di Puri Saren Kauh.
Pengarakan Bade dimulai pukul 12.15 Wita melibatkan krama tujuh banjar baik dari Desa Adat Ubud dan luar Ubud. Pengarakan diawali pemberangkatan Tragtag (tangga bade) diangkut dengan truk. Selanjutnya pengarakan Lembu Tangi dengan berat sekitar 2,5 ton, disusul Bade.
Pengarakan Bade dikomando oleh tokoh Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati dan Tjokorda Raka Kerthyasa (Cok Ibah) dari atas Bade. Tampak di bagian ceraken Bade, tokoh Puri Agung Ubud yang ‘arsitek’ Bade, Tjokorda Gde Raka Sukawati alias Cok De bersama putranya, Tjokorda Gde Putra Mandala Putra Sukawati. Cok De menjaga layon (jenazah) selama pengarakan hingga turun dari Bade. Sedangkan pengarakan Lembu Tangi dikomando oleh tokoh Puri Agung Ubud Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah. Di bagian Bataran Lembu tampak beberapa putra Puri Agung Ubud.
Pengarakan Bade dan Lembu tersebut disemangati suara gambelan Baleganjur dari Sekaa Teruna Putra Sesana, Banjar Ubud Kelod, Ubud, dan Sekaa Baleganjur dari Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Ribuan wisatawan menyaksikan prosesi arak-arakan Bade tinggi menjulang tersebut. Disemangati sorak sorai ribuan penonton, semua perangkat palebon agung itu tiba dengan lancar di Setra Dalem Puri pukul 13.30 Wita.
Panglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati menyampaikan rasa syukur atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena prosesi palebon itu berjalan sesuai rencana. “Kami atas nama Puri Agung Ubud menyampaikan terima kasih kepada semua krama dan pihak lain yang telah secara langsung dan tak langsung menyukseskan hajatan ini,” ujarnya.
Sementara itu, ‘arsitek’ Bade Ageng, Tjokorda Gde Raka Sukawati mengatakan, untuk palebon ini pihaknya menggarap bade ageng selama dua pekan. Bade ini kelar atas ayah-ayahan (kerja bakti) krama. Hal sama juga untuk pembuatan Lembu Tangi oleh Cok Wah yang dibantu beberapa krama. “Gotong royong ini menjadi tradisi kami di Ubud yang sekaligus wajud persatuan antara pasametonan puri dengan krama banjar,” tutur dosen FEB Unud, Denpasar. Palebon tersebut diakhiri dengan upacara Nganyut atau melarung abu jenazah ke Pantai Padanggalak, Sanur, Denpasar.
Sebelumnya, Puri Agung Ubud juga melaksanakan palebon untuk mendiang Tjokorda Bagus Santaka, 64, dari Puri Saren Kauh, Ubud pada Redite Umanis Merakih, Minggu (14/4) lalu. 7 lsa
Komentar