nusabali

HUT ke-28, Museum ARMA Luncurkan Buku

  • www.nusabali.com-hut-ke-28-museum-arma-luncurkan-buku

Pada pengantar buku 'Agung Rai Museum of Art: The Sidelined Prince and His Collection' secara khusus Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasinya.

GIANYAR, NusaBali 
Serangkaian perayaan HUT ke-28 Museum ARMA dilakukan peluncurkan sebuah buku berjudul ‘Agung Rai Museum of Art: The Sidelined Prince and His Collection’, pada Senin, (10/6) malam, bertempat di ARMA Open Stage, Jalan Raya Pengosekan, Ubud, Gianyar. 

Terangkum dalam buku setebal 326 halaman ini karya-karya adiluhung seniman klasik dan tradisional ataupun modern Bali, maestro seniman modern Indonesia, termasuk seniman-seniman luar negeri mumpuni. Keragaman koleksi Museum ARMA diwujudkan melalui tahapan seleksi dan kurasi yang teliti, dikenal memiliki standar tinggi dan bereputasi internasional. 

Buku Agung Rai Museum of Art: The Sidelined Prince and His Collection ini ditulis oleh dua budayawan Jean Couteau dan Warih Wisatsana, diterbitkan atas kerja sama Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) dengan Museum ARMA. 

“Kehadiran buku ini merupakan sebuah persembahan sekaligus perayaan yang mencerminkan dedikasi dan kecintaan Anak Agung Gde Rai terhadap seni budaya, serta menggambarkan persahabatannya yang lintas bangsa, berikut kehadiran ARMA yang lintas masa,” ujar Warih saat peluncuran buku. 

Agung Rai Museum of Art atau ARMA telah dirintis oleh Anak Agung Gde Rai (Gung Rai) bersama sang istri Anak Agung Rai Suartini (Gung Biyang) sedini tahun 1985. Pada 9 Juni 1996 museum ini diresmikan oleh Prof Dr Ing Wardiman Djojonegoro, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia saat itu. 

“Gung Rai merupakan sosok yang bersahaja, tenang, santun namun akan segera menyala-nyala begitu diajak bicara perihal kebudayaan dalam, arti seluas-luasnya. Gung Rai selalu berpikiran visioner dan memiliki cara pandang yang unik terhadap isu-isu kebudayaan dan dinamika sosial kebudayaan, ” ujar Putu Suasta, aktivis yang juga pengamat budaya dan merupakan project coordinator penerbitan buku ini. 

Ia juga menegaskan bahwa ARMA bisa menjadi museum hub atau model jejaring perputaran kebudayaan yang mewakili Indonesia dan mempertemukan publik internasional. 

Pada pengantar buku Agung Rai Museum of Art: The Sidelined Prince and His Collection secara khusus Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasinya. Ia  menilai penting kehadiran dan peran strategis ARMA, sebagaimana keberadaan museum-museum terkemuka di tanah air, yakni sarana mempertemukan pusaka budaya masa lalu dan masa kini.

Keberadaan ARMA selama 28 tahun senantiasa menjunjung visi-misi pendiriannya, yakni turut melestarikan dan mengembangkan seni-seni adlihulung klasik dan tradisi, serta karya-karya modern dan kontemporer sebagai bagian dari dinamika kekinian. Selain mengembangkan dan memperluas koleksi-koleksi karya seni pilihan, ARMA terpanggil menyelenggarakan berbagai kegiatan kebudayaan secara berkesinambungan, baik nasional bahkan internasional.

Selaras dengan visi dan misi ARMA mewujudkan museum sebagai melting pot atau ruang kebersamaan lintas generasi, Anak Agung Gde Rai menyampaikan, bahwa institusi yang didirikannya terpanggil untuk turut mengembangkan fungsi sosial edukatif di bidang kesenian dan kebudayaan. 

Museum ARMA mengaplikasikan alih pengetahuan ala Bali di lingkungan banjar melalui pelatihan seni budaya dalam bentuk sanggar, terutama untuk anak-anak dan generasi muda.  Sejalan itu, terselenggara juga di ARMA berbagai event seni budaya, menghadirkan seniman-seniman, narasumber-narasumber bereputasi nasional dan internasional. 

“Tujuannya adalah mendorong anak-anak mempelajari dan menghayati memori kultural Bali. Sumbangsih ini diharapkan turut menyemai lahirnya para maestro-maestro seni aneka bidang sebagai local genius yang kelak turut mengharumkan nama Bali, “ ujar Agung Rai.

Perayaan ulang tahun ARMA ke-28 serta peluncuran table book berbahasa Inggris ini berlangsung hangat penuh persahabatan. Diwarnai pemutaran video kilas balik keberadaan ARMA dan testimoni para sahabat, menguraikan jejak historis, capaian prestasi, dan visi misi ARMA. 7 a

Komentar