Masuk Zona Rawan Bencana, Dua Sekolah Ditetapkan Jadi SPAB
SINGARAJA, NusaBali - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng menetapkan dua satuan pendidikan dasar menjadi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Keduanya adalah MI Al Huda di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt dan SDN 3 Selat di Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi, Selasa (11/6) kemarin, mengatakan tahun ini BPBD Buleleng menargetkan 6 sekolah untuk ditetapkan menjadi SPAB. Setelah MI Al Huda dan SDN 3 Selat, ada 4 sekolah lainnya yang didampingi menuju SPAB. Keempatnya yakni SMA Taruna Mandara, SD 3 Panji, MTs 2 Singaraja, SMP Satap 3 Sukasada.
“SPAB ini terus kita gencarkan untuk dibentuk, terutama di sekolah-sekolah rawan bencana alam. Ini penting mengingat topografi wilayah Buleleng dan potensi ragam bencana di Buleleng sangat komplek,” ucap Ariadi.
Hasil pemetaan BPBD Buleleng dari ratusan sekolah yang ada di Buleleng, hampir 10 persennya masuk dalam zona sekolah rawan bencana. Terutama sekolah yang dekat dengan pantai hingga sekolah yang ada di dataran tinggi. BPBD Buleleng juga memetakan berdasarkan riwayat bencana yang pernah terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Menurutnya, sekolah yang memiliki tingkat kepadatan siswa dan gedung berlantai juga menjadi pertimbangan untuk mendapatkan prioritas. Terlebih sekolah-sekolah yang satu kelasnya jumlah rombongan belajar melebihi kapasitas.
Sekolah yang ditetapkan sebagai SPAB juga wajib membentuk jalur evakuasi dan titik kumpul sementara. Disamping juga pemenuhan syarat administrasi berupa struktur organisasi dan SK pengurus. Setelah ditetapkan, guru dan siswa akan dilatih kesiapsiagaan bencana termasuk pertolongan pertama korban bencana. Seluruh siswa dan guru di sekolah ketika ada bencana dapat mengevakuasi dan menyelamatkan diri secara mandiri. Pelatihan dan simulasi ini juga melibatkan PMI Buleleng dan Pos SAR sebagai pemateri.
“Sampai saat ini sudah ada 20 sekolah yang sudah ditetapkan menjadi SPAB. Sekolah-sekolah ini mendapat prioritas karena rawan bencana, selain juga melihat kesiapan sekolah untuk melaksanakan program ini,” imbuh Ariadi.
Ariadi menyebut setelah ditetapkan menjadi SPAB, warga sekolah siap melakukan penyelamatan dan evakuasi mandiri saat ada bencana, serta menekan potensi korban jiwa.7 k23
1
Komentar