Panggung Kehormatan PKB Mulai Dipasang, Pakai Besi Rigging
Presiden Belum Konfirmasi Kehadiran
Panggung Kehormatan
PKB XLVI
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha
Presiden Jokowi
DENPASAR, NusaBali - Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali mulai melakukan pemasangan panggung kehormatan yang akan disediakan untuk para tamu undangan khusus saat pawai pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali (MPRB), Jalan Raya Puputan, Niti Mandala, Denpasar.
Pantauan pada Rabu (12/6), pondasi panggung kehormatan telah berdiri kokoh. Satu panggung utama diapit oleh dua panggung lainnya di kedua sisi. Terlihat struktur pondasi panggung kehormatan ini tidak lagi menggunakan perpaduan bambu dengan besi seperti PKB tahun-tahun sebelumnya. Kini seluruh struktur pondasinya menggunakan besi rigging.
“Sudah mulai dipasang hari Sabtu (8 Juni),” kata Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha dikonfirmasi, Rabu (12/6).
Arya Sugiartha menjelaskan pondasi panggung yang kini diganti dengan pondasi besi agar konstruksi pondasinya lebih kuat dan kokoh.
Namun demikian nantinya ornamen dan hiasan panggung akan tetap mencerminkan budaya khas Bali. Dia menegaskan bahwa estetika Bali tetap menjadi fokus utama dalam dekorasi panggung kehormatan pada pembukaan PKB XLVI ini.
“Kalau pondasi pakai bambu bisa ambruk, ada 500 orang di atasnya,” kata mantan Rektor ISI Denpasar, ini.
Dia meyakinkan bahwa perubahan konsep panggung tidak terkait keterbatasan anggaran. Beberapa pembiayaan PKB kini justru langsung ditangani kabupaten/kota sehingga mengurangi beban provinsi.
“Kita sistemnya ‘ngrombo’. Dulu kita di Disbud Bali memberikan anggaran pada pergelaran seni tertentu di kabupaten/kota, tetapi sekarang semua pergelaran dibiayai oleh kabupaten/kota. Jadi anggaran kita di Disbud Bali aman,” ujar Arya Sugiartha.
PKB XLVI Tahun 2024 yang akan berlangsung 15 Juni – 13 Juli 2024 ini direncanakan akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga presiden terpilih pada Pemilu 2024.
Meski demikian kehadiran Presiden Jokowi untuk membuka festival kesenian terbesar di Bali ini belum dikonfirmasi pihak istana. “Belum (ada konfirmasi), besok akan ada info,” tutur Arya Sugiartha yang sempat menghadap ke Kementerian Sekretariat Negara pekan lalu.
PKB tahun ini tetap menampilkan delapan materi pokok meliputi Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Utsawa (Parade), Wimbakara (Lomba), Kandarupa (Pameran), Kriyaloka (Lokakarya), Widyatula (Sarasehan), dan Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni). Sementara event budaya yang dirangkaikan pelaksanaan PKB, yakni penyelenggaraan Bali World Cultural Celebration (Perayaan Budaya Dunia di Bali) dan Jantra Kebudayaan Bali (Pekan Kebudayaan Daerah).
Yang agak beda dari PKB tahun sebelumnya adalah, seniman yang akan tampil di PKB wajib menandatangani pakta integritas untuk mengelola sampah sendiri. Di samping memikirkan kesuksesan pentas, masing-masing sekaa kesenian ini harus menyiapkan seorang petugas khusus yang mengurusi sampah dari sekaa itu sendiri. Mengelola sampah diharapkan sebagai bagian budaya yang mesti dilakukan.
Tiap-tiap sekaa kesenian yang telah disiapkan tempat yang bersih, baik untuk berhias dan beristirahat. Setelah memakai dan akan meninggalkan tempat itu mesti kembali bersih.
“Sekaa yang terbukti tak mengelola sampahnya dengan baik atau membuang sampah di (areal) Taman Budaya, akan di-blacklist tidak akan diberikan kesempatan pentas di PKB selanjutnya,” kata Kepala Disbud Bali I Gede Arya Sugiartha, Selasa (11/6).
Dalam pengarahannya kepada para panitia PKB XLVI, Arya Sugiartha menegaskan, dalam hajatan ini seniman tak hanya pintar menari dan memainkan gamelan, tetapi gaya hidup bersih juga penting. Sampah-sampah yang dihasilkan dari proses berias hingga pentas wajib dikelola sendiri. “Para sekaa yang menghasilkan sampah itu wajib memungut, kemudian (sampahnya) dibawa pulang. Bukan ke sini membawa sampah, lalu dibuang begitu saja. Mereka harus membawa sampahnya pulang,” tandas Arya Sugiartha.
Mantan Rektor ISI Denpasar itu menegaskan, setiap sekaa harus memiliki seksi kebersihan. Lalu, untuk panitia yang menemukan salah satu anggota sekaa atau pun orang yang membuang sampah, wajib langsung menegur. Jika tak mengindahkan teguran itu, langsung dilaporkan ke Satpol PP dan petugas keamanan lainnya. PKB, kata Arya Sugiartha, sudah berlangsung selama 46 tahun dan tergolong sangat cantik, maka seniman di PKB juga harus memiliki budaya membuang sampah pada tempatnya.
Kepala UPTD Taman Budaya Wayan Ria Arsika, menambahkan selain para seniman, pameran kuliner juga wajib menandatangani pakta integritas tersebut. Pengelola kuliner ini juga harus memungut sampahnya sendiri, lalu membawanya pulang. “Taman Budaya bukan tempat pembuangan sampah. Kita harus konsisten menjaga pusat perhelatan pesta seni kita,” ajaknya.
Para petugas kebersihan tidak akan ada yang memungut sampah para pengelola kuliner ataupun sekaa kesenian yang pentas. Para penjaga pameran kuliner wajib menjaga kebersihan arealnya. “Ada tigal hal yang wajib diperhatikan para pengelola pameran kuliner. Pertama, menjaga arealnya agar tidak kotor. Kedua, tidak ada sampah plastik. Ketiga, tidak ada memakai styrofoam. Jika diketahui ada, mereka akan dikeluarkan dan tidak diizinkan berpameran lagi,” tandas Ria Arsika.
Para pengelola pameran kuliner ini mesti mengikuti syarat yang diberikan panitia, demi menjaga kenyamanan ajang seni tahunan ini. Apalagi, mereka tidak menyewa ataupun membayar stand-stand yang disiapkan itu. “Stand-stand kuliner ini gratis, tidak ada yang bayar. Kalau ada terdengar membayar, itu tak ada urusan dengan panitia,” ujarnya.
Intinya, para pengelola pameran kuliner mesti bertanggung jawab dengan kebersihan areanya sendiri. Entah, mereka mencari tenaga kebersihan sendiri, lalu membayar upahnya sendiri. Itu terserah mereka sendiri. “Panitia tak mau tahu urusan itu, yang penting di sekitar pamerannya itu bersih,” tegas Ria Arsika. 7 a
1
Komentar