Pemprov Keluhkan Permasalahan Sampah
Sedang Dikaji, Laut untuk Penyerapan Emisi
Focus Group Discussion (FGD)
Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhanas RI
Permasalahan Sampah
Laut untuk Penyerapan Emisi
Pemerintah Provinsi Bali
DENPASAR, NusaBali - Pemerintah Provinsi Bali mengeluhkan permasalahan sampah laut setiap tahunnya yang diduga merupakan sampah kiriman dari luar Bali. Selain itu, biota laut yang seharusnya bisa menjadi sumber pendapatan juga terancam.
Hal itu diungkapkan Kepala Bappeda Bali, I Wayan Wiasthana Ika Putra dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhanas RI di Ruang Cempaka, Gedung Bappeda Bali, Niti Mandala, Denpasar, Rabu (12/6).
Ika Putra mengatakan Lemhanas akan melakukan kajian terhadap potensi laut Bali untuk difungsikan menyerap emisi karbon. “Laut bisa menjadi penetralisir perubahan iklim. Inilah perlu kami optimalkan. Sekarang Lemhanas mengkaji potensi laut Bali menyerap karbon untuk dioptimalkan. Fungsinya mitigasi perubahan iklim,” terang Ika Putra usai acara.
Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Putu Sumardiana juga membeber tanggung jawab penjagaan laut. Kata dia, pemerintah Provinsi Bali memang menguasai laut dari jarak 0-12 mil tapi tidak mendapatkan hasil. Karena perizinan dan pemasukkan justru dinikmati pemerintah pusat. “Pantai sampai 12 mil provinsi, PNBP (penerimaan negara bukan pajak,red) di pusat. Tapi tolong bagi hasil, jeleknya provinsi yang menanggung, hasil menikmati pusat,” kata Sumardiana di hadapan Deputi Pengkajian Strategik Lemahanas RI, Reni Masyerni.
Kata Sumardiana, dalam pemanfaatan laut untuk sumber pendapatan dengan memungut retribusi seperti aktivitas selam, baru berjalan satu semester. Di lain sisi ada potensi lain seperti terumbu karang, padang lamun dan rumput laut yang ada di laut Bali. Hal ini diharapkan dikaji secara optimal.
Sementara, Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhanas Reni Masyerni berharap Bali berkontribusi mencapai net zero emission. Apalagi jenis mangrove yang ada di Bali ada 20 jenis dari 50 jenis yang ada di Indonesia. “Kemudian tentu saja tidak bicara mangrove, juga padang lamun yang belum disentuh,” jelas Reni.
Tantangan di laut Bali dijabarkan juga masalah sampah dan dampak dari kapal yang mengakibatkan rumput laut berkurang. Sehingga pertumbuhannya tidak bagus karena tidak mendapat oksigen yang cukup. Salah satunya di kawasan Nusa Penida rumput laut mulai berkurang. Reni berharap dengan pengkajian laut Bali potensi bisa dikelola dengan baik sehingga bisa untuk menyerap emisi, juga melindungi wilayah pesisir dari bencana ekstrem, serta menyejahterakan masyarakat pesisir. a
Komentar