Pemkot Sodorkan Layanan Air Siap Minum
Masih Penyusunan Studi Kelayakan dan FS
Pemkot Denpasar
Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Sewakadharma Denpasar
Layanan Air Siap Minum
Penyusunan Studi Kelayakan
Arahnya ke depan, kalau semua bisa dipenuhi dengan air permukaan, maka akan stop menggunakan air bawah tanah
DENPASAR, NusaBali - Pemkot Denpasar melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Sewakadharma Denpasar, menyodorkan layanan air siap minum untuk warga kota. Saat ini, program layanan air siap minum ini sedang pembahasan studi kelayakan dan feasibility study (FS) dan pola Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk mendapatkan pinjaman kerjasama dari pemerintah.
Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Gede Arsana, Rabu (12/6) mengungkapkan pada Juli 2025 mendatang proses pembuatan FS ini sudah rampung. Kata dia, penggantian saluran pipa yang sudah uzur untuk peremajaan juga segera dilakukan. Karena selain peremajaan, target dari proyek ini adalah PDAM Denpasar bisa memberikan pelayananan berupa air siap minum kepada masyarakat. “Kami akan rencanakan pemasangan-pemasangan pipa, juga bangun reservoar di Sanur dan Padangsambian dengan target layanan air siap minum,” ujar Bagus Arsana.
Sementara ini, kata Bagus Arsana, PDAM Kota Denpasar masih kekurangan air untuk melayani pelanggan. Disebutkan, Perumda baru bisa memenuhi 60 persen air baku (1.450 liter per detik) dari jumlah keperluan yakni 2.450 liter perdetik. Dari jumlah itu, tingkat kebocoran air juga masih cukup tinggi yakni 30 persen. Pihaknya juga masih membeli air baku di SPAM Penet dan Petanu Denpasar milik UPTD Pengelolaan Air Minum Provinsi Bali. Dan dari semua itu, pihaknya masih kekurangan air sebesar 1.000 liter per detik untuk melayani 90 ribu pelanggan.
Menurut Bagus Arsana, untuk di Denpasar ada dua instalasi pengolahan air (IPA) yakni IPA Belusung dan IPA Waribang. “Untuk di Belusung, produksi kami 550 liter per detik dan di Waribang 300 liter per detik,” ujar Bagus Arsana.
Kemudian ada juga pemanfaatan air dari sumur bor sebanyak 450 liter per detik. Kemudian, membeli ke SPAM Penet dan Petanu dengan total 300 liter per detik. “Dengan jumlah itu, kami baru bisa mensuplai untuk 60 persen pelanggan. Kekurangannya lagi 40 persen kami harus cari solusi,” imbuh Bagus Arsana.
Untuk ke depannya, salah satu solusinya yakni meningkatkan kerjasama dengan UPTD Provinsi Bali yakni dengan tambahan dari Bendungan Sidan dengan kapasitas 750 liter per detik untuk Denpasar. “Namun hal ini kemungkinan baru terealisasi pada tahun 2026 atau 2027,” ujar Bagus Arsana.
Saat ini, pihaknya tengah mencari titik-titik sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk menambah suplai. “Kami juga akan berupaya mencari celah untuk terus menekan kebocoran,” tegas Bagus Arsana.
Bagus Arsana menegaskan, ke depan pihaknya akan fokus pada pemanfaatan air permukaan. Hal ini dikarenakan air bawah tanah sangat rentan dan membuat penurunan permukaan tanah. “Arahnya ke depan, kalau semua bisa dipenuhi dengan air permukaan, maka akan stop menggunakan air bawah tanah atau sumur bor,” ujar Bagus Arsana.mis
Komentar