Cegah Kasus PPA, Forum Anak Dilatih Jadi Konselor Sebaya
NEGARA, NusaBali - Puluhan remaja dalam Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Jembrana mengikuti pelatihan trauma healing di Aula Jimbarwana, Kantor Bupati Jembrana, Rabu (12/6). Pelatihan ini bertujuan mencetak para konselor sebaya sebagai upaya memaksimalkan penanganan ataupun pencegahan kasus perlindungan perempuan dan anak (PPA).
Pelatihan trauma healing (pitamin) ini digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPAPPKB) Jembrana. Pelatihan menghadirkan narasumber Psikolog Klinis Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Bali.
Kepala UPTD PPA Jembrana Ida Ayu Sri Utami Dewi mengatakan, ada 60 orang remaja FAD Jembrana yang mengikuti pelatihan tersebut. Sebagain besar remaja itu adalah anak-anak sekolah jenjang SMP dan SMA. "Pelatihan ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan dan wawasan mereka sebagai konselor sebaya. Melalui mereka kami harapkan dapat mencegah kasus-kasus kekerasan pada anak," ujarnya.
Selain membantu edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan kasus PPA, Sri Utami menyatakan, para konselor sebaya ini diharapkan bisa melakukan pendampingan kepada para korban kekerasan pada anak. Melalui konselor sebaya ini, diharapkan treatment ataupun pemulihan kepada anak yang menjadi korban kekerasan bisa lebih cepat dan efektif.
“Kalau sesama anak-anak tentunya akan se-frekuensi. Akan lebih mudah melakukan pendekatan dan pendampingan, karena mereka juga akan lebih paham soal bahasa ataupun kejiwaan sebayanya," ucap Sri Utami.
Sri Utami berharap para konselor sebaya ini bisa mengetok tularkan ilmu yang mereka dapat di lingkungan mereka. Mereka pun diharapkan bisa menjadi teman curhat sekaligus pembimbing kepada teman sebayanya. Mengingat ada kecendrungan anak yang menjadi korban kekerasan ataupun menjadi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), biasanya merasa tidak memiliki tempat bercerita yang aman dan dipercaya.
Di samping itu, Sri Utami mengakui anak yang menjadi korban atau pun ABH, juga banyak menimpa anak yang kurang mendapat perhatian dari keluarga atau pun lingkungan sekitarnya. Karena itu, pihaknya berharap peran serta seluruh element masyarakat untuk bisa memberikan perlindungan terhadap anak di lingkungannya sehingga kasus-kasus melibatkan anak bisa diminimalisir. 7ode
Komentar