Pengerjaan Turyapada Tower Tinggal 2 Persen Lagi
Gede Pramana
Diskominfos Bali
Turyapada Tower
Televisi
Radio
Menara Telekomunikasi
MUX
Digital
analog
DENPASAR, NusaBali.com - Pengerjaan Turyapada Tower Komunikasi Bali Smart (KBS) 6.0 Kerthi Bali secara keseluruhan sudah mencapai 98 persen. Kini, penyelesaian jembatan kaca dan ornamen bergaya Bali masih berprogres.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfos) Provinsi Bali Gede Pramana ketika ditemui di sela acara UID Talk: Penerapan AI pada Industri dan Pemerintahan di Bali di The Kura-Kura, Serangan, Denpasar, Sabtu (15/6/2024).
"Sekarang sudah 98 persen, masih pengerjaan jembatan kaca dan ornamen stil Balinya," ungkap Gede Pramana.
Kata Pramana, pengerjaan dua hal ini berada di luar ruangan sehingga sangat dipengaruhi kondisi cuaca setempat di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Di samping itu, penyusunan jembatan kaca ini memerlukan ketelitian dan kehati-hatian.
Menara telekomunikasi setinggi 115 meter ini digagas pada era Gubernur Wayan Koster untuk menutup blank spot jaringan telekomunikasi dan infomatika di Buleleng dan kabupaten sekitarnya. Bangunan dan fasilitas lain yang sifatnya turisme dan edukasi juga akan tersedia di sini.
Jembatan kaca dan sky walk 360 derajat merupakan dua opsi turisme yang akan ada di Turyapada Tower. Opsi lainnya akan ada pula planetarium wariga, restoran putar, restoran statis, perpustakaan, fasilitas MICE, taman buah, taman bunga, glamping, dan lain-lain.
Gede Pramana menjelaskan, uji coba pemancar jaringan sudah dilakukan. Ia menyebut, tidak ada masalah berarti. Ke depan, tinggal menunggu pemegang mux televisi dan radio di Bali, serta perusahaan yang bergerak di bidang kominfo lainnya bergabung.
"Sudah uji coba pemancar, sudah oke, dan sebenarnya pemancarnya sudah bisa difungsikan. Cuma sekarang ini masih ada crane, masih ada proses pengerjaan. Kalau sudah rampung nanti, kami akan kerja sama dengan pemegang mux di Bali," beber Pramana.
'Eiffel Tower' dengan anggaran senilai Rp 331 miliar yang bakal jadi kebanggaan Bali ini diharapkan bisa rampung sepenuhnya pada 4 Juli 2024. Produk dari mega proyek ini diprediksi bisa dilihat generasi mendatang hingga setengah milenium atau 500 tahun ke depan, serta tahan bencana mainstream Pulau Bali. *rat
"Sekarang sudah 98 persen, masih pengerjaan jembatan kaca dan ornamen stil Balinya," ungkap Gede Pramana.
Kata Pramana, pengerjaan dua hal ini berada di luar ruangan sehingga sangat dipengaruhi kondisi cuaca setempat di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Di samping itu, penyusunan jembatan kaca ini memerlukan ketelitian dan kehati-hatian.
Menara telekomunikasi setinggi 115 meter ini digagas pada era Gubernur Wayan Koster untuk menutup blank spot jaringan telekomunikasi dan infomatika di Buleleng dan kabupaten sekitarnya. Bangunan dan fasilitas lain yang sifatnya turisme dan edukasi juga akan tersedia di sini.
Jembatan kaca dan sky walk 360 derajat merupakan dua opsi turisme yang akan ada di Turyapada Tower. Opsi lainnya akan ada pula planetarium wariga, restoran putar, restoran statis, perpustakaan, fasilitas MICE, taman buah, taman bunga, glamping, dan lain-lain.
Gede Pramana menjelaskan, uji coba pemancar jaringan sudah dilakukan. Ia menyebut, tidak ada masalah berarti. Ke depan, tinggal menunggu pemegang mux televisi dan radio di Bali, serta perusahaan yang bergerak di bidang kominfo lainnya bergabung.
"Sudah uji coba pemancar, sudah oke, dan sebenarnya pemancarnya sudah bisa difungsikan. Cuma sekarang ini masih ada crane, masih ada proses pengerjaan. Kalau sudah rampung nanti, kami akan kerja sama dengan pemegang mux di Bali," beber Pramana.
'Eiffel Tower' dengan anggaran senilai Rp 331 miliar yang bakal jadi kebanggaan Bali ini diharapkan bisa rampung sepenuhnya pada 4 Juli 2024. Produk dari mega proyek ini diprediksi bisa dilihat generasi mendatang hingga setengah milenium atau 500 tahun ke depan, serta tahan bencana mainstream Pulau Bali. *rat
1
Komentar