Disorot Monumen Jagaraga Sepi Pengunjung
DPRD Bali Minta Pemkab Buleleng Cari Terobosan
DPRD Bali
Minta Pemkab Buleleng Cari Terobosan
Wakil Ketua DPRD Bali I Nyoman Sugawa Korry
Monumen Jagaraga Sepi Pengunjung
Padahal, jika keberadaan monumen ini bisa dimaksimalkan pemanfaatannya baik untuk pendidikan maupun sektor pariwisata
SINGARAJA, NusaBali - Wakil Ketua DPRD Bali I Nyoman Sugawa Korry menyoroti situasi Monumen Jagaraga di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Buleleng yang sepi pengunjung. Kader senior Partai Golkar ini pun meminta Pemerintah Kabupaten Buleleng mencari terobosan untuk memaksimalkan pemanfaatan monumen sebagai tempat edukasi sejarah maupun destinasi wisata.
Politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini menyayangkan tempat yang penuh sejarah ini sepi pengunjung. Padahal, jika keberadaan monumen ini bisa dimaksimalkan pemanfaatannya baik untuk pendidikan maupun sektor pariwisata. Dia pun tidak menginginkan keberadaan monumen yang dibangun dengan anggaran yang tidak sedikit menjadi sia-sia karena kurang sosialisasi dan promosi. “Pj Bupati dan Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng kami minta untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan monumen ini untuk membangun jiwa, semangat, nilai perjuangan para pahlawan,” ujar Sugawa Korry di sela-sela kunjungan ke Monumen Jagaraga, Jumat (14/6) kemarin.
Menurut Sugawa Korry, heroiknya kisah Kerajaan Buleleng dalam mempertahankan harkat dan martabat dengan melawan Belanda, lewat Perang Jagaraga wajib diketahui dan dipahami generasi penerus. Dalam pemanfaatan monumen menurut Sugawa dapat difasilitasi oleh Disdikpora Buleleng, mengarahkan satuan pendidikan untuk mengajak anak didiknya sekali-sekali belajar di monumen.
Selain itu, kata Sugawa Korry, Dinas Pariwisata juga bisa membantu mempromosikan monumen yang dapat dijual menjadi wisata sejarah kepada wisatawan mancanegara maupun domestik. Terlebih saat ini monumen Jagaraga yang dibangun pada tahun 2016 dengan anggaran Rp 15 miliar sudah dilengkapi dengan diorama sejarah Perang Jagaraga, termasuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang ditugaskan mengelola.
“Fungsi monumen ini didirikan agar generasi selanjutnya tahu nilai luhur kepahlawanan di Buleleng. Jadi nilai-nilai itu harus dibangun sejak dini bagi mereka,” tegas Ketua DPD I Golkar Bali, ini.
Sementara Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Buleleng, I Putu Kariaman Putra mengatakan sejauh ini pemerintah sudah melakukan sejumlah upaya guna menarik minat pengunjung untuk datang ke Monumen Jagaraga.
Dinsos Buleleng sebagai instansi yang bertanggungjawab atas keberadaan monumen selama ini sudah menjaga nilai-nilai perjuangan dengan perawatan dan pemeliharaan. Kariaman menjelaskan Monumen Jagaraga juga sudah dirancang menjadi salah satu destinasi wisata berkolaborasi dengan Disdikpora, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, OPD terkait, juga Pemerintah Desa Jagaraga.
“Mungkin kami mohon bantuan dari Pemerintah Provinsi Bali juga pusat untuk membantu memperkuat mengkomunikasikan nilai-nilai yang ada di Monumen Jagaraga,” pungkas Kariaman.
Sementara keberadaan Monumen Jagaraga mengisahkan tentang Jagaraga yang terjadi dari tahun 1846-1849. Dengan tiga kali penyerangan oleh Belanda merupakan peristiwa yang besar. Bahkan, istri I Gusti Ketut Djelantik, Jro Jempiring, seorang mahapatih kerajaan Karangasem melanjutkan perjuangan suaminya memimpin pasukan hingga titik darah penghabisan.k23
Komentar