Joged Bumbung Duta Denpasar Tampil Perdana di Ajang PKB XLVI
Tolak Tawaran Joged Jaruh
Sekaa Joged Giri Swara
Banjar Gunung
Desa Penatih Dangin Puri
Joged Bumbung
PKB XLVI
Kalangan Terbuka Madya Mandala
Sekaa Joged Giri Swara, Banjar Gunung, Desa Penatih Dangin Puri, menolak keras dan tidak melayani joged jaruh. Baik diminta penari secara pribadi maupun sanggar.
DENPASAR, NusaBali - Sekaa Joged Giri Swara, Banjar Gunung, Desa Penatih Dangin Puri, duta Kota Denpasar tampil perdana pada Utsawa (Parade) Joged Bumbung Tradisi di panggung Pesta Kesenian Bali ( PKB) XLVI, di Kalangan Terbuka Madya Mandala, Taman Budaya (Art Centre) Provinsi Bali, Denpasar, Selasa (18/6) sore.
Hiburan rakyat khas tradisi yang satu ini memang tak pernah sepi dari perhatian masyarakat, terutama penggemar joged. Para penggemar joged pun tampak antusias bahkan sebelum joged tampil, kalangan yang berhadapan dengan panggung Terbuka Ardha Candra sesak dipenuhi penonton. Mereka datang dari lintas generasi, tua muda bahkan anak-anak.
Animo pengunjung untuk menyaksikan joged bumbung cukup tinggi. Joged yang tampil kali ini berusaha menyajikan kekhasan joged tradisi dengan seni joged yang menghibur, merakyat, dan bergembira tanpa keluar dari pakem seperti jaruh dan porno.
Pembina Sekaa Joged Giri Swara I Komang Juni Antara, mengungkapkan bahwa sekaa jogednya sudah ada cukup lama. Bahkan tahun 2014, sekaa joged ini pernah jadi duta Kota Denpasar tampil di PKB.
“Saat ini kami membawa sekaa generasi baru, mewakili Denpasar Timur, kembali dipercaya tampil di Parade Joged Bumbung di ajang PKB XLVI,” kata Juni di sela penampilan seniman binaannya.
Juni menjelaskan, proses pelatihan sekaa joged ini selama 4 bulan. “Untuk parade kali ini kami membawakan khusus pengibing wajib dari sanggar, dengan ibingan yang bercerita terkait masalah sanggar joged. Yaitu ceritanya ada pembina tari memiliki suami peminum, karena kebiasaan minum mereka hampir hancurkan sanggar istrinya. Setelah diberikan pengertian akhirnya suaminya sadar,” ungkapnya.
Sementara itu terkait problema tari joged jaruh, pihaknya menolak keras joged bumbung ini ditarikan porno. “Dari dulu kami menerapkan pakem joged, Denpasar tidak pernah menunjukkan joged porno seperti itu. Dari sanggar kita sendiri tidak mengizinkan joged di luar pakem tradisi masuk. Ketika ada permintaan joged sedikit nakal dari masyarakat, kami menolak keras, tidak melayani joged jaruh. Baik diminta penari secara pribadi maupun sanggar,” tandas Juni.
Memang permintaan masyarakat, lanjut Juni, ada yang nyeletuk kalau joged biasa-biasa atau polos tidak laku. “Ada selentingan di masyarakat kalau jogednya biasa-biasa saja tidak laku, tapi itu tantangan, kami tidak hiraukan. Kami tetap menjaga joged tradisi yang sesuai pakem tampil sensual, menghibur tapi bukan porno,” tegasnya.
Sanggar Giri Swara membawakan 4 penari joged, 4 penari anak-anak menampilkan tari kreasi dan 20 penabuh. Mereka tampil atraktif dengan payas joged memikat, membuat panggung semarak dan terhibur.
Salah seorang pengibing Made Wedra mengaku bangga dan senang bisa menari ngibing joged di pentas PKB. “Kalau penari polos tiyang polos, apalagi ada joged yang melampahan saya sangat senang, saya menolak joged terlalu porno,” akunya. 7 a
1
Komentar