nusabali

Buntut Kasus Pembunuhan di Pulukan, Terduga Pelaku Diobservasi ke RSJ Bangli

  • www.nusabali.com-buntut-kasus-pembunuhan-di-pulukan-terduga-pelaku-diobservasi-ke-rsj-bangli

AF diduga melakukan penganiayaan karena hendak mencuri makanan di rumah korban. Warga beserta para aparat kepolisian, Babinsa, dan Banser desa setempat pun sempat berkeliling desa untuk menemukan AF.

NEGARA, NusaBali
Polres Jembrana terus mendalami kondisi kejiwaan AF yang diduga sebagai pelaku pembunuhan seseorang nenek di Banjar Ledok, Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana. Saat ini terduga pelaku yang diduga merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) itu tengah diobservasi di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali di Bangli. 

Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Si Ketut Arya Pinatih mengatakan, dari pemeriksan awal di Polsek Pekutatan maupun Polres, memang ada dugaan bahwa terduga pelaku mengalami ODGJ. Di mana pelaku kerap melakukan tindakan meresahkan hingga kekerasan yang dilatarbelakangi motif untuk sekadar memenuhi kebutuhan makan dan minum sehari-hari.

Karena ada indikasi itu, diputuskan untuk mengecek kondisi kejiwaan yang bersangkutan ke pihak RSJ. "Karena ada dugaan gangguan mental itu sehingga kami bawa dia ke RSJ Bangli. Dilakukan observasi kejiwaan untuk memastikan apakah korban memang mengalami gangguan jiwa atau tidak," ujar AKP Arya, Rabu (19/6).

Menurut AKP Arya, terduga pelaku AF itu sudah dibawa ke RSJ di Bangli sejak Minggu (16/6). Seusai informasi pihak RSJ, proses observasi untuk mengetahui kondisi kejiwaan seseorang diperkirakan membutuhkan waktu maksimal hingga 14 hari. "Hasilnya belum. Dari informasi, paling lama sampai 14 hari," ucapnya.

Meski ada indikasi mengalami gangguan kejiwaan, AKP Arya menegaskan bahwa kasus tersebut akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Proses lebih lanjut akan ditentukan dari hasil observasi kejiwaan yang bersangkutan. Namun, pihaknya menyatakan tidak berani langsung menahan terduga pelaku di Polres karena belum memiliki sel khusus tahanan yang diduga mengalami gangguan jiwa.

"Aturannya memang harus diobservasi. Karena dikhawatirkan nanti mengamuk atau bunuh diri atau melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan. Nanti kita tunggu dulu hasil observasi dari RSJ," ujar AKP Arya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang nenek bernama Saodah, 82, di Banjar Ledok, Desa Pulukan, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di belakang rumahnya, Jumat (14/6) petang sekitar pukul 18.45 Wita. Tewasnya korban ini diduga karena dianiaya oleh AF, seorang warga banjar setempat yang diduga mengalami gangguan jiwa.

AF diduga melakukan penganiayaan karena hendak mencuri makanan di rumah korban. Warga beserta para aparat kepolisian, Babinsa, dan Banser desa setempat pun sempat berkeliling desa untuk menemukan AF. 

Setelah dilakukan pencairan hampir selama 11 jam, akhirnya AF berhasil diamankan di sebuah bangunan kosong di pinggir pantai desa setempat pada Sabtu (15/6) sekitar pukul 05.20 Wita dan langsung dibawa ke Polsek Pekutatan.7ode

Komentar