nusabali

Dollar Naik, Ekspor Bali Masih Lesu

  • www.nusabali.com-dollar-naik-ekspor-bali-masih-lesu

DENPASAR, NusaBali - Kenaikkan kurs dollar AS belum membawa pengaruh peningkatan terhadap ekspor produk kerajinan Bali. Alasannya, kondisi ekonomi negara-negara tujuan ekspor masih sulit.

Diantaranya dampak konflik geopolitik Rusia-Ukraina maupun konflik-konflik kawasan lainnya. "Memang kenaikkan dollar, menjadikan harga produk kerajinan menjadi lebih murah di mata buyers," ujar Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Bali, I Ketut Darma Siadja, Kamis (20/6).

Sepintas itu memang memberi peluang untuk meningkatkan ekspor. Namun kenyataan hal itu tidak terjadi. Permintaan produk kerajinan masih lesu.

"Ekonomi masih krisis," ujar pengusaha asal Desa Mas,Ubud, Gianyar. Selain dampak dari konflik kawasan, sisa pengaruh dari pandemi Covid-19 pada ekonomi masih belum selesai. "Itu juga (Covid-19) belum tuntas dampaknya," ujarnya.

Kata dia, ekspor memang masih ada. Namun volumenya kecil. "Tidak banyak. Masih sedikit,"kata Dharma Siadja. Pihak Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Provinsi Bali belum bisa memastikan dampak kenaikkan dollar terhadap ekspor.

"Nanti kami akan cek dulu kepada eksportir," ujar Kabid Perdagangan Luar Negeri Disdagprin Ni Wayan Lestari.

Sebagaimana diketahui belakangan dollar AS terus menanjak, dari kisaran Rp 14.000 - an, menjadi Rp 16.000-an. Hal itu memunculkan anggapan akan berdampak positif pada ekspor Bali, khususnya produk kerajinan.

Sementara data dari Disdagprin Bali menunjukkan, ada tiga jenis produk kerajinan Bali yang masuk 10 besar ekspor Bali dari Januari-April 2024. Ketiganya adalah Kerajinan Kayu 6.472.594,52 dollar AS, kerajinan Perak 6.420.289,89 dollar AS dan Kerajinan Furniture 3.948.529,29 dollar AS. 

Ekspor kerajinan Bali di bawah ekspor tekstil dan produk tekstil serta Ikan Tuna.K17.

Komentar