Wilayah Bali Terasa Dingin, Suhu Terendah Capai 19 Derajat Celcius
MANGUPURA, NusaBali - Wilayah Bali kini telah memasuki musim kemarau, yang biasanya ditandai dengan pergerakan angin timuran atau yang dikenal dengan angin monsun Australia. Pergerakan massa udara dingin dari wilayah Australia menuju wilayah Indonesia ini menyebabkan cuaca dingin di wilayah Indonesia, khususnya Bali.
Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Wulan Wandarana menjelaskan bahwa suhu terendah yang tercatat paling rendah selama periode ini adalah 19 derajat celcius. “Fenomena ini biasa terjadi saat periode musim kemarau,” ujar Wulan pada Jumat (21/6) siang.
Pihaknya memperkirakan bahwa puncak musim kemarau di Bali akan terjadi sekitar bulan Agustus 2024, yang berarti suhu dingin dapat terus terjadi selama periode ini. Dampak dari fenomena cuaca dingin ini tentu mempengaruhi kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan. Selain itu, musim kemarau ini juga berpotensi menyebabkan kekeringan meteorologis yang dapat berdampak pada penurunan hasil panen dan masalah lainnya.
Pada saat ini, indeks El Nino berada pada kategori netral, sehingga tidak signifikan terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia. Sementara, pola angin selama musim kemarau masih didominasi oleh angin timuran, yang turut mempengaruhi cuaca dingin di Bali.
“Untuk prakiraan cuaca ke depan, secara umum wilayah Bali masih didominasi oleh cuaca cerah berawan hingga berawan. Suhu harian masih kemungkinan mengalami perubahan bergantung pada kondisi cuaca setiap harinya,” jelas Wulan.
Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kesehatan serta daya tahan tubuh, dan waspada terhadap dampak kekeringan selama periode musim kemarau. Selalu perbarui informasi cuaca dari BMKG untuk mengetahui kondisi terkini. Dengan memperhatikan dan mengikuti imbauan serta prakiraan cuaca dari BMKG, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi cuaca dingin dan dampak musim kemarau saat ini. 7 ol3
1
Komentar