Pemimpin Bali Diminta Tetap Perhatikan SDM
Kantongi Kasus Stunting Terendah Nasional
DENPASAR, NusaBali - Organisasi Masyarakat (Ormas) Hindu Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pergerakan Sanatana Dharma (Persadha) Nusantara Bali menggelar Seminar Nasional 'Stunting' berkolaborasi dan bersenergi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bali di Auditorium Rektorat Kampus Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar, Jumat (21/6).
Dalam seminar tersebut, pemimpin di Bali diminta perhatikan sumber daya manusia (SDM) Bali. Seminar yang dibuka langsung oleh Koordinator Staf Khusus Presiden RI. Dr. A.A.G.N Ari Dwipayana, juga dihadiri oleh Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Menteri PPPA Dra Dewa Ayu Laksmi, Ketua Jurusan Gizi Poltikes Denpasar I Putu Suiraoka, Kepala BKKBN Provinsi Bali Sarles Brabar.
Ari Dwipayana menyampaikan, meskipun Provinsi Bali merupakan Daerah yang tingkat stuntingnya terendah (8%), namun untuk membangun Bali angka tersebut merupakan hal yang penting untuk diatasi bagi bangsa. “Hal yang menjadi fondasi alam dan pariwisata serta budaya terkendali adalah peningkatan sumber daya manusia, sebab manusia yang unggul merupakan investasi manusia Bali, kita harus memperhatikan manusianya,” ujar Ari Dwipayana dalam rilis diterima, Jumat (21/6).
Menurut Ari Dwipayana, data 8% ini masih besar. Menurut dia masyarakat Bali yang mempunyai konsep manusa yadnya harus menggunakan pemikiran yang luas. “Tidak semata secara upacara saja tetapi kelayakan hidupnya, merupakan kepedulian kita terhadap manusia itu sendiri,” tegas Ari Dwipayana.
“Kita lihat rumahnya orang yang terindikasi Stunting kondisinya seperti apa, kalau tidak layak dihuni bagaimana menjaga kesehatan diri serta keturunannya, pimpinan Bali, Gubernurnya, Bupatinya, Walikotanya harus melihat realita itu,” tegasnya.
Sementara Ketua Persadha Nusantara Bali, Sae Tanju juga mengatakan bahwa angka 8% tetap ada tanda bahwa Bali memiliki masalah Stunting. “Ini yang menjadi dasar pergerakan kita untuk memberikan kontribusi, membantu umat untuk mensosialisasikan, memperhatikan dan peduli terhadap lingkungan khususnya umat di Bali,” ujar Sae Tanju.
Kemudian Sae Tanju menyampaikan bahwa pentingnya kesadaran terhadap bahaya Stunting, sehingga harus bisa menjaga diri agar tidak adanya keturunan yang bermasalah. “Dengan Perolehan Anggaran Daerah (PAD) tertinggi di Indonesia jangan sampai kita terlalu bereuforia dengan pembangunan pariwisata. Tetapi dibalik itu tumbuh orang-orang miskin, orang-orang stunting di negeri tercinta ini,” ujar Sae Tanju.k22
Komentar