BASIC 9th Anniversary untuk UMKM Konveksi Bali Lebih Maju
DENPASAR, NusaBali.com - Bali Screen Printing Community (BASIC) merayakan HUT Ke-9 di Bali Creative Industry Center, Jalan WR Supratman Nomor 302, Banjar Tohpati, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar, Sabtu (22/6/2024).
Lewat acara bertajuk BASIC: Bali Mencetak Vol 2, sejumlah 38 UMKM konveksi dari seluruh Bali yang juga anggota BASIC berkumpul untuk satu tujuan yakni menambah daya saing percetakan sablon lokal Pulau Dewata.
"BASIC: Bali Mencetak Vol 2 ini pertama kali digelar tahun lalu, tahun ini adalah gelaran terbesar dan paling meriah," ujar Ketua BASIC Putu Oka Adnyana, 31, ketika ditemui di sela acara, Sabtu sore.
Kata Oka, acara ini bukan sekadar perayaan senang-senang tetapi wahana menyolidkan kebersamaan anggota. Di samping itu, juga untuk bertukar pikiran dengan sesama anggota dan pelaku konveksi dari luar Bali yang sudah mapan di pasaran fesyen dan tekstil tanah air.
Christian Kesu, pendiri Sekolah Sablon Indonesia dan Edan Studio dari Jawa Timur dan Kristian Nico (Kohnico), pengusaha konveksi asal Solo, Jawa Tengah diundang menjadi pembicara. Kepada kolega di Bali, mereka berbagi kiat bergulat di dunia konveksi dan sablon tanah air.
Oka tidak menampik bahwa perkembangan dunia konveksi dan penyablonan di Bali masih tertinggal dari kompetitor luar Bali. Sebab, pengusaha konveksi luar adalah pemain besar yang mampu memberikan harga kompetitif. Di samping itu, Bali bukanlah produsen tekstil seperti Pulau Jawa.
"Tapi, perkembangan screen printing di Bali cukup baik dengan tantangan tersendiri. Terlebih kami masih dibayangi stigma sebagai biang penghasil limbah di mata masyarakat," beber Oka yang juga pendiri Bright Konveksi asal Desa Pemecutan Kaja, Denpasar ini.
Akan tetapi, dengan peluang ekspos kepada wisatawan asing yang lebih besar, para pengusaha konveksi Bali yang tergabung dalam BASIC berambisi go international. Kata Oka, setiap ada hajatan BASIC yang besar di Bali, pihaknya selalu mengundang komunitas konveksi Nusantara untuk studi banding dan tiru.
Oleh karena itu, BASIC: Bali Mencetak Vol 2 ini menyiapkan 18 booth untuk diisi anggota, mitra, dan kolega luar Bali. Namun, acara BASIC ini tidak melulu soal konveksi dan sablon, wadah juga disediakan untuk promosi budaya lokal dengan menggelar lomba ogoh-ogoh mini yang diramaikan 80-an peserta.
Pada Sabtu malam ini, BASIC akan potong tumpeng, pembagian door prize, dan berpesta bersama grup musik lokal Bali, Scared of Bums (SoB) untuk perayaan malam puncak BASIC 9th Anniversary.
"Sebagai pelaku UMKM konveksi dan screen printing atau sablon, tantangan terbesar adalah konsistensi. Karena kita akan dihadapkan pada pasang surut orderan. Kalau sudah konsisten, akan bisa bertahan," ungkap Oka. *rat
"BASIC: Bali Mencetak Vol 2 ini pertama kali digelar tahun lalu, tahun ini adalah gelaran terbesar dan paling meriah," ujar Ketua BASIC Putu Oka Adnyana, 31, ketika ditemui di sela acara, Sabtu sore.
Kata Oka, acara ini bukan sekadar perayaan senang-senang tetapi wahana menyolidkan kebersamaan anggota. Di samping itu, juga untuk bertukar pikiran dengan sesama anggota dan pelaku konveksi dari luar Bali yang sudah mapan di pasaran fesyen dan tekstil tanah air.
Christian Kesu, pendiri Sekolah Sablon Indonesia dan Edan Studio dari Jawa Timur dan Kristian Nico (Kohnico), pengusaha konveksi asal Solo, Jawa Tengah diundang menjadi pembicara. Kepada kolega di Bali, mereka berbagi kiat bergulat di dunia konveksi dan sablon tanah air.
Oka tidak menampik bahwa perkembangan dunia konveksi dan penyablonan di Bali masih tertinggal dari kompetitor luar Bali. Sebab, pengusaha konveksi luar adalah pemain besar yang mampu memberikan harga kompetitif. Di samping itu, Bali bukanlah produsen tekstil seperti Pulau Jawa.
"Tapi, perkembangan screen printing di Bali cukup baik dengan tantangan tersendiri. Terlebih kami masih dibayangi stigma sebagai biang penghasil limbah di mata masyarakat," beber Oka yang juga pendiri Bright Konveksi asal Desa Pemecutan Kaja, Denpasar ini.
Akan tetapi, dengan peluang ekspos kepada wisatawan asing yang lebih besar, para pengusaha konveksi Bali yang tergabung dalam BASIC berambisi go international. Kata Oka, setiap ada hajatan BASIC yang besar di Bali, pihaknya selalu mengundang komunitas konveksi Nusantara untuk studi banding dan tiru.
Oleh karena itu, BASIC: Bali Mencetak Vol 2 ini menyiapkan 18 booth untuk diisi anggota, mitra, dan kolega luar Bali. Namun, acara BASIC ini tidak melulu soal konveksi dan sablon, wadah juga disediakan untuk promosi budaya lokal dengan menggelar lomba ogoh-ogoh mini yang diramaikan 80-an peserta.
Pada Sabtu malam ini, BASIC akan potong tumpeng, pembagian door prize, dan berpesta bersama grup musik lokal Bali, Scared of Bums (SoB) untuk perayaan malam puncak BASIC 9th Anniversary.
"Sebagai pelaku UMKM konveksi dan screen printing atau sablon, tantangan terbesar adalah konsistensi. Karena kita akan dihadapkan pada pasang surut orderan. Kalau sudah konsisten, akan bisa bertahan," ungkap Oka. *rat
Komentar