Sampah Jadi Berkah Bagi Krama Banjar Pesalakan
Relawan
Banjar Pesalakan
Sampah Jadi Berkah
Plastik Kresek
Botol Plastik
Gerakan Bali Bangga Bersama
Mang Adi Bali Recycle
Komang Adi
GIANYAR, NusaBali - Sampah yang dipilah menjadi berkah bagi krama Banjar Pesalakan, Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar. Sejak Oktober 2020, warga sudah biasa menabung sampah plastik kresek, botol plastik, rongsokan, dan logam. Berkahnya tidak hanya berupa saldo tabungan, tapi lingkungan yang bersih.
Sawah-sawah yang membentang luas di Banjar Pesalakan dan sekitarnya dulu tercemar sampah plastik. Aliran air irigasi tersumbat, sampah yang diangkat pun membuat kumuh. Tapi kini, sawah tanpa sampah. "Petani senang karena tidak ada lagi sampah plastik di sawah," ujar Kelian Dusun Banjar Pesalakan I Made Astawa saat kegiatan bank sampah, Minggu (23/6) sore.
Bank sampah ini bekerja sama dengan Gerakan Bali Bangga Bersama yang dimotori penggiat lingkungan. Di antaranya Mang Adi Bali Recycle, Pesan Pede pencetus konsep Teba Modern dan Ajeng Cinta Bumi yang menyulap sampah plastik menjadi tas, dompet, dan sejenisnya. Di Banjar Pesalakan, krama sebanyak 185 KK otomatis menjadi nasabah bank sampah. Di awal pembentukan bank sampah, aksi menabung digelar setiap sebulan sekali.
Seiring meningkatnya kesadaran warga melakukan pemilahan, bank sampah digelar setiap dua bulan sekali. Setiap kali digelar, dua truk armada selalu penuh. Jika ditimbang, beratnya kisaran 1,5 ton sampai 2 ton. Nominal tabungan nasabah bervariasi puluhan ribu hingga ratusan ribu. Berkah lainnya, generasi muda bersemangat menjadi relawan bank sampah. Tidak mengenal usia, dari siswa SD hingga muda mudi ikut terlibat.
Semangat pelaksanaan bank sampah di Banjar Pesalakan ini pula menggugah artis Bali Nanoe Biroe untuk hadir. Musisi yang juga penggiat lingkungan ini membawakan sejumlah lagu tentang memilah sampah. Selain hiburan, juga digelar kegiatan donor darah bekerja sama dengan PMI Kabupaten Gianyar.
Personel Bali Bangga Bersama, Komang Adi mengatakan bank sampah ini dibuat secara sederhana agar masyarakat lebih gampang memilah sampah. "Kategorinya kami sederhanakan. Kresek, botol, rongsokan ,dan logam. Kami buat warga senang memilah," ujar Komang Adi.
Selain di Banjar Pesalakan, gerakan serupa dilakukan di 15 banjar se-Kabupaten Gianyar. "Di Pejeng Kangin ada 3 banjar banjar yakni Banjar Cemadik, Banjar Cagaan Kaja, dan Banjar Pesalakan. Di Sukawati kami ada di Banjar Cemenggon dan Banjar Celuk. Masih banyak lagi, ada juga di Batur Kintamani," jelasnya. Gerakan ini juga telah menggugah warga membuat teba modern di rumah masing-masing. "Di Banjar Cemenggon sudah 350 rumah punya teba modern. Di Pesalakan sudah 6 teba modern," jelas Pencetus Teba Modern I Wayan Balik Mustiana. 7 nvi
1
Komentar