nusabali

Mel Tanjung Kite Festival XV: 1.035 Layang-Layang Mengangkasa di Pantai Mertasari

  • www.nusabali.com-mel-tanjung-kite-festival-xv-1035-layang-layang-mengangkasa-di-pantai-mertasari

DENPASAR, NusaBali.com –Pantai Mertasari Sanur berhias dengan warna-warni layangan yang menghiasi langit dalam ajang Mel Tanjung Kite Festival (MTKF) XV pada 22-23 Juni 2024.

Acara tahunan yang diselenggarakan oleh ST Eka Dharma dari Banjar Tanjung Sanur, Desa Sanur Kauh ini telah menjadi salah satu festival layang-layang terbesar di Bali, dan tahun ini, kembali menghadirkan keunikan dan semangat yang memukau.

Dengan tema ‘Anggugah Bayuning Segara’, yang berarti ‘Dengan kebersamaan kita dalam melestarikan tradisi dan budaya melayangan kita bangunkan kekuatan Angin Laut untuk menerbangkan layangan ke udara sebagai bentuk sujud syukur kita kepada Ida Sang Hyang Widi yang sudah memberikan kemakmuran kepada alam beserta isinya,’ festival ini mengajak seluruh masyarakat untuk merayakan kebersamaan dan penghargaan terhadap alam.

Menurut I Made Gde Jisnu Bajasangga Wandhira, Ketua Panitia MTKF XV, tujuan dari acara ini adalah untuk melestarikan dan menumbuhkan budaya daerah, memberikan wadah bagi bakat di bidang seni dan budaya, serta kesempatan bagi para seniman muda untuk berkreasi, khususnya dalam pembuatan layang-layang.

Tahun ini, festival melibatkan partisipasi dari seluruh provinsi Bali, dengan penerimaan peserta mencapai 1.035 layangan yang tersebar dalam 16 kategori, mulai dari layangan plastik hingga layangan big size. “Sangat antusias para rare angon se-Bali, banyak dari mereka yang menanyakan tentang isi dari event ini dan kapan MTKF hadir lagi. Hal ini membuat kami semakin bersemangat untuk menyelenggarakan acara ini,” ujar Jisnu.

Tidak hanya menerima pendaftaran melalui media sosial, panitia juga menyediakan pendaftaran online untuk memudahkan peserta dari berbagai daerah. “Dengan cara ini, kami dapat menjangkau rare angon yang lokasi pendaftarannya jauh, sehingga mereka tetap dapat berpartisipasi dalam Mel Tanjung Kite Festival XV,” tambah Jisnu.

Perkembangan seni layang-layang di Bali menunjukkan peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. “Semakin banyak perhatian dari masyarakat dan sponsor yang tertarik pada event layangan ini. Masyarakat sangat antusias dengan lomba layang-layang yang kami selenggarakan,” kata Jisnu.

Pemuda berusia 20 tahun ini  juga menyoroti perubahan positif yang terjadi pada acara ini, dengan munculnya generasi baru yang terus melanjutkan tradisi ini. “Anak-anak SMP, SMA, hingga mahasiswa dan yang sudah bekerja pun masih ikut serta dalam lomba ini. Harapan saya, generasi penerus tetap berada di jalur yang semestinya, dan selalu mempertahankan seni dan budaya melayang di Bali,” tambahnya.

Festival ini mencakup berbagai kategori layangan, mulai dari layangan plastik hingga layangan big size. Berikut adalah kategori dan ukuran layangan yang dilombakan:
  • Plastik: Janggan plastik, bebean plastik, pecukan plastik, janggan buntut plastik, bebean big size plastik (maks. 250 cm)
  • Remaja: Pecukan, bebean, janggan buntut (250-350 cm)
  • Dewasa: Pecukan, bebean, janggan buntut, janggan medium (400-500 cm)
  • Big Size: Janggan buntut (600 cm - open)
  • Perang Bintang: Bebean big size (700cm-open)
Dalam penilaian lomba, beberapa aspek yang menjadi perhatian utama adalah budaya melayangan seperti Mekamen, serta kriteria lainnya yang dinilai oleh juri. Beberapa di antaranya termasuk:
  • Elog Layang-Layang: Keselarasan bentuk dan gerakan layangan di udara.
  • Pemilihan Warna: Keindahan dan kesesuaian warna yang digunakan.
  • Kecerdasan dalam Memilih Tempat: Pemilihan tempat layangan saat di udara yang tepat dan strategis.
Mel Tanjung Kite Festival XV bukan sekadar lomba, melainkan sebuah pesta bagi rare angon, di mana mereka bisa mengekspresikan hobi dan saling membantu satu sama lain. Kebersamaan ini menciptakan ikatan yang kuat seperti keluarga besar. 

Jisnu menambahkan, “Kami bangga bisa melaksanakan lomba ini dan berterima kasih kepada semua yang telah berpartisipasi dalam acara ini.”

MTKF XV adalah bukti nyata bagaimana tradisi dan budaya lokal dapat terus dijaga dan dirayakan dalam balutan kreativitas yang penuh warna. *m03

Komentar