Peragaan Sustainable Fashion Show dari Bahan Sisa Produksi Memukau di The Apurva Kempinski Bali
MANGUPURA, NusaBali.com - The Apurva Kempinski Bali menjadi saksi dari peragaan busana yang luar biasa dalam rangkaian kegiatan ‘Path to Sustainability’ pada Rabu (26/6/2024) malam. Acara ini memperkenalkan Sustainable Fashion Show yang menampilkan karya desainer lokal berbakat, Dwi Iskandar. Kreasi busana yang diperagakan berfokus pada konsep keberlanjutan dengan menggunakan bahan sisa produksi, khususnya kain perca yang merupakan limbah sisa produksi pakaian.
Dilihat dari pantauan di lokasi, para tamu yang hadir terpesona oleh kreativitas dan inovasi yang ditampilkan dalam peragaan busana ini. Karya-karya Dwi Iskandar tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga membawa pesan penting tentang keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
Dwi Iskandar, sang Fashion Designer menjelaskan bahwa meskipun semakin banyak orang yang peduli dengan fashion berkelanjutan, masih banyak yang belum memahami jangkauannya yang luas.
“Fashion keberlanjutan tidak hanya tentang penggunaan bahan natural atau eco print. Kita tidak bisa sepenuhnya menghindari bahan yang tidak natural, tetapi yang penting adalah bagaimana kita melihat proses pembuatannya dan siapa yang kita ajak bekerja,” ungkapnya saat konferensi pers pada Rabu (26/6/2024) sore.
Dalam koleksinya, Dwi Iskandar menghadapi tantangan besar dalam menciptakan busana yang ringan namun menggunakan kain perca. Dia menjelaskan bahwa kain perca yang seharusnya dibuang dimanfaatkan untuk elemen yang bagus dalam fashion. Selain itu, Dwi juga mengajak ibu-ibu di Singaraja untuk ikut serta membuat fashion dari kain perca tersebut. Dia mengaku bahwa tantangan utama datang dari sisi pelanggan dan juga dari sisi desainer itu sendiri.
“Tidak semua orang suka memakai bahan sisa. Sehingga, tantangannya banyak sekali, baik dari sisi pelanggan maupun dari sisi kami sebagai desainer,” katanya.
Acara ini tidak hanya sekadar peragaan busana, tetapi juga merupakan langkah edukatif untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya fashion berkelanjutan. Dwi berharap melalui acara ini, masyarakat dapat lebih memahami manfaat luas dari fashion berkelanjutan, tidak hanya dari segi bahan tetapi juga dari dampaknya terhadap lingkungan dan komunitas sekitar.
Dalam kesempatan yang sama, Director of Marketing Communication The Apurva Kempinski Bali, Melody Siagian memberikan apresiasi khusus kepada karya busana dari desainer lokal, Dwi Iskandar.
“Kami selalu mendukung karya dari desainer yang memiliki visi dan misi yang sama dengan kami, yaitu mempromosikan budaya Indonesia. Dukungan kami tidak hanya dari sisi marketing tetapi juga dari cerita di balik karyanya,” ungkap Melody.
Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah dengan menampilkan pakaian adat dari budaya Indonesia di lobby ambasador hotel, yang akan diganti setiap dua bulan sekali. dikatakan Melody, program ini bekerjasama dengan Dwi Iskandar dan desainer lokal lainnya untuk mempromosikan desainer lokal.
Sementara, disinggung soal acara ‘Path to Sustainability’, Melody mengungkapkan jika kegiatan itu bertujuan untuk menginspirasi bisnis atau hotel lain agar melakukan event serupa yang berfokus pada keberlanjutan. Tema besar dari acara ini adalah mengukur dan mengurangi emisi karbon dari berbagai aspek seperti penggunaan listrik, manajemen limbah makanan, akomodasi, dan transportasi pengunjung maupun panelis. Emisi karbon yang dihasilkan akan diimbangi melalui program penanaman mangrove bekerja sama dengan Eco Tourism Bali. Para tamu yang hadir juga akan berpartisipasi penuh dalam penanaman mangrove ini.
“Acara ini menampilkan berbagai kegiatan menarik seperti Sustainable Fashion Show by Dwico, Biodiversity Culinary Experiences, dan Networking and Collaborative Solutions,” tambahnya.
Penanaman mangrove yang menjadi bagian dari acara ini tidak dilakukan pada hari yang sama, tetapi akan dilaksanakan oleh Eco Tourism Bali di Taman Hutan Raya Ngurah Rai. Partisipan yang membeli tiket akan mendapatkan e-sertifikat dari Eco Tourism Bali dan The Apurva Kempinski Bali sebagai bukti partisipasi mereka dalam program penanaman mangrove ini. Hingga saat ini, Melody mengatakan jika tiket penanaman mangrove sudah terjual hingga 50 tiket dengan harga Rp 500.000 net per orang. Sehingga Melody berharap agar acara tersebut dapat menginspirasi hotel atau bisnis lain untuk mengadakan event serupa yang memberikan dampak positif bagi lingkungan, budaya, dan sosial.
“Kami selalu mempromosikan tradisi dan budaya Indonesia, serta bekerja sama dengan Politeknik Negeri Bali dan institusi lainnya dalam aspek sosial. Kami berharap dapat menciptakan kesadaran dan tindakan nyata dalam upaya pelestarian lingkungan serta mendukung budaya dan sosial di Indonesia,” pungkasnya. *ris
Komentar