nusabali

Petani Cengkih Kini Krisis Buruh Petik

  • www.nusabali.com-petani-cengkih-kini-krisis-buruh-petik

SINGARAJA, NusaBali - Hasil produksi komoditas cengkih tahun ini diprediksi mengalami panen raya.

Hanya saja yang menjadi kendala di buruh petik cengkih yang semakin langka. Sejumlah petani cengkih tidak jarang mendatangkan buruh petik dari Pulau Jawa. 
 
Kondisi ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Pertanian Buleleng Gede Melandrat, Kamis (27/6) kemarin. Minimnya buruh petik cengkih sudah terjadi sejak lima tahun belakangan. Selain minim, ongkos petiknya juga fantastis, yakni setengah dari  hasil panen yang didapatkan. 
 
Melandrat menyebut semakin minimnya buruh petik lokal di Buleleng, dikarenakan tidak ada regenerasi. Generasi muda saat ini sudah tidak ada yang mau menjadi buruh petik cengkih, terkecuali di daerah-daerah yang masih jauh dari perkotaan. Jumlahnya pun masih dapat dihitung pakai jari. 
 
“Ini menjadi masalah yang akan semakin menjerat petani cengkih kedepannya. Saat ini generasi milenial sudah tidak mungkin jadi buruh. Tentu ke depan perlu dicarikan solusi bersama,” ucap Melandrat. 
 
Persoalan ini disebutnya terjadi hampir seluruh lokus pertanian cengkih di Buleleng. Dia mencontohkan, Desa Tajun yang menjadi daerah penghasil cengkih di Buleleng sejauh ini mendatangkan buruh petik dari luar desa. Begitu juga petani cengkih di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, rata-rata sudah tidak memiliki buruh petik lokal.
 
Jalan keluar sementara yang dilakukan petani cengkih yakni dengan mencari pengepul atau bekerjasama dengan perusahaan besar di Pulau Jawa yang punya buruh petik sendiri. Atas kerjasama itu, mereka bersedia mendrop buruh petiknya untuk memanen cengkih petani. 
 
Selain itu Dinas Pertanian Buleleng sedang mencari formulasi budidaya yang tepat. Salah satu jalan keluar yang bisa dilakukan untuk memangkas ongkos petik, membudidayakan pohon cengkih dengan tinggi tidak lebih dari 5 meter. Sehingga mudah dipanen dan tingkat risiko keselamatan kerja lebih rendah. 
 
“Sekarang rata-rata tinggi cengkih petani itu mencapai 15-18 meter, sehingga yang punya keahlian memanjat tinggi sudah jarang. Ongkosnya mahal karena resikonya tinggi juga,” kata Melandrat.7 k23

Komentar