nusabali

Selalu Sepi, Vila Diakui Jadi Lokasi Pertukaran Pelajar

  • www.nusabali.com-selalu-sepi-vila-diakui-jadi-lokasi-pertukaran-pelajar

TABANAN, NusaBali - Villa Hati Indah (HI) Bali tempat digerebeknya 103 WNA (Warga Negara Asing) yang diduga melakukan kejahatan cyber ternyata sangat tertutup.

Selain itu vila yang berlokasi di Banjar Batan Wani, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan ini kelabui aparat, yakni beralasan disewa untuk difungsikan sebagai tempat pertukaran pelajar. 

Pantauan di lapangan, Jumat (28/6) siang, lokasi vila yang diperkirakan memiliki luas 30 are ini memang nyaman jauh dari perkotaan. Lokasinya berdekatan dengan persawahan warga. Meskipun di timur maupun utara vila ada rumah penduduk, namun warga setempat tak melihat adanya keramaian. Lagi pula warga mengenal penghuni vila tersebut tertutup alias tak pernah melihat adanya orang wara-wiri. 

Selain itu jalan masuk menuju vila ini terlihat kumuh, namun di dalam kawasan terdapat bangunan cukup mewah. 

Terlihat tak ada plang nama vila dari jalan seperti vila lainnya, hanya terlihat plang nama di bagian pintu masuk. Saat ini usai dilakukan penggerebekan vila masih diawasi oleh pihak Imigrasi. Terlihat sekilas dari lubang pintu adanya sejumlah orang di dalam vila serta dua kendaraan yang standby. "Tidak pernah saya lihat ada orang. Siapa di dalam kami tidak tahu, tertutup sekali. Kalau masih Pak Bob (pemilik lama) baru ramah. Sering kami diundang ke dalam," ujar ibu-ibu warga setempat yang rumahnya berdekatan dengan vila itu. 

Kelian Dinas Banjar Batan Wani, I Putu Sukariawan menegaskan vila tersebut sudah sering disidak bersama aparat desa maupun tim dari kabupaten. Namun aparat tidak pernah diizinkan masuk ke dalam. Oleh penyewa mengaku tidak boleh mengganggu ke dalam karena sedang suasana belajar. "Kita memang sering tidak diizinkan masuk, karena mengaku tidak boleh diganggu katanya lagi belajar," ujar Sukariawan ketika ditemui di Kantor Desa Kukuh, Jumat kemarin.

Diterangkan, awalnya Villa HI ini dimiliki oleh Mr Bob warga asal Turki. Vila sudah dibangun lebih dari 10 tahun karena sesuai IMB yang terpasang di pintu masuk tertulis tahun 2009. Sebelum dimiliki Mr Bob lahan tersebut memang milik warga lokal lalu dijual kepada Mr Bob yang berbisnis jual beli vila.

Hanya saja sekitar 6 bulan lalu Mr Bob meninggal dunia karena sakit, lalu vila dikelola oleh teman wanitanya berinisial A. "Ternyata di awal tahun 2023 vila kemudian disewa oleh orang bernama Tandy dan Adrean," tutur Sukariawan. 

Oleh Tandy kepada Sukariawan selaku kepala lingkungan saat menyewa itu, vila ini diakui disewa untuk tempat pertukaran pelajar selama setahun atau akhir Juni 2024 ini masa sewa bakal berakhir. 

Di awal menyewa Tandy yang mengakui membawa 22 orang WNA. Data itu kemudian dilaporkan ke Intel Polsek Marga dan sudah sempat dicek memang benar adanya 22 orang WNA yang dibawa oleh Tandy. "Pada saat itu Tandy ini sudah berjanji bahwa akan rutin melaporkan ke Polsek Marga terkait data WNA mengingat vila ini diperuntukkan untuk pertukaran pelajar," kata Sukariawan. Selama menyewa itu aku Sukariawan memang terus mengingatkan Tandy dan Adrean untuk ikut menjaga keamanan wilayah. Namun ketika aparat hendak masuk vila terus ditemukan dalam kondisi tertutup dan tidak diizinkan masuk dengan alasan tidak boleh diganggu karena sedang proses belajar. 

"Selain itu Tandy ini menjamin kepada saya dan aparat tidak terjadi apapun, karena diakui memang murni tidak bisa diganggu karena sedang proses belajar. Saya akui vila memang tertutup sekali, tetangga vila pun juga tidak bisa mengetahui aktifitas didalam," terangnya. 

Hingga akhirnya kata Sukariawan adanya petugas Intel yang ke rumahnya mencurigai ketidakberesan di Villa HI itu. Kecurigaan itu muncul Mei 2024 adanya WNA yang diusir sebuah vila di Canggu transit ke Villa HI tersebut. Bahkan tiba-tiba pada H-2 sebelum penggerebekan, kepada Sukariawan Tandy ini sempat mengirim data adanya 12 orang WNA yang tinggal Villa HI. Setelah dicek oleh petugas intel yang ke rumahnya ternyata nama-nama yang dikirim ini orang yang sudah dideportasi alias data tidak benar. "Jujur kami warga kaget akan hal ini," tegasnya. 

Untuk itu ke depan atas peristiwa ini Sukariawan bersama desa adat dan desa akan lebih waspada kembali. Bahkan rencananya akan menggelar rapat melibatkan adat. "Kami juga akan perketat, bila ada vila yang ketika sidak tidak diizinkan masuk kami akan blok alias tidak diizinkan untuk menyewa lagi," kata Sukariawan. Sementara itu ditambahkan Perbekel Kukuh, I Made Sugianto banyak hal memang harus dievaluasi. Tidak hanya di Desa Kukuh saja sebab saat ini dalam mengurus perizinan sangat mudah menggunakan aplikasi OSS tidak lagi melalui kelian dinas maupun kepala desa. 

"Akibat dipermudah ini kan pembangunan tidak bisa terpantau. Sedangkan kalau di desa membuat aturan tidak ada Juklak dan Juknis dari pimpinan yang lebih tinggi kan tidak bisa," tegasnya. Sehingga untuk pengawasan orang asing khusus untuk ke desa diharapkan Sugianto pengawasan lebih kuat dengan memberikan akses. "Tolong juga lengkapi kami seperti apa dalam pengawasan. Karena ketika ada masalah yang pertama kena pasti di desa. Kami juga menyadari kalau mengandalkan kabupaten juga tidak bisa," tandas Sugianto. 7 des

Komentar