Patung Keibohu I Dewa Nyoman Oka Diresmikan di Kenderan, Tegallalang, Gianyar
Pahlawan Gagah Berani asal Bali yang Gugur di Jogjakarta
Patung I Dewa Nyoman Oka untuk mengingatkan Bangsa Indonesia memiliki pejuang kemerdekaan yang gugur pada 17 Oktober 1945 di di Kotabaru, Jogjakarta
GIANYAR, NusaBali
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gianyar, Anak Agung Gde Putrawan mewakili Penjabat (Pj) Bupati Gianyar meresmikan patung Pahlawan Keibohu I Dewa Nyoman Oka di Balai Banjar Kenderan Tegallalang, Gianyar, Jumat (28/6). Patung Keibohu I Dewa Nyoman Oka terpampang gagah di jaba sisi barat Puri Agung Kenderan atau tepatnya berada di depan Balai Banjar Kenderan.
Dijelaskan Agung Putrawan, Keibohu I Dewa Nyoman Oka sejatinya merupakan pejuang kemerdekaan yang gagah berani dan tidak kenal menyerah, semua itu dilakukan dengan ikhlas, demi kemuliaan nusa dan bangsa. “Maka dari itu, sudah sepatutnya kita mencatat dengan baik bahwa semangat perjuangan yang pantang menyerah dari Dewa Nyoman Oka mengandung nilai-nilai luhur, yang patut dipahami dan diimplementasikan oleh generasi penerus dalam mengisi dan mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.
Peresmian patung Keibohu I Dewa Nyoman Oka merupakan bagian dari upaya bersama agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan bangsa yang cerdas. ”Terakhir, saya titip kepada Keluarga Besar Puri Kenderan, masyarakat Desa Kenderan dan sekitarnya, marilah kita menjaga dengan baik patung ini, merawat agar tidak rusak, merawat agar tidak lekang oleh waktu, sama seperti semangat Beliau yang tidak pernah luntur sampai kapanpun. Jadikan patung ini sebagai spirit bagi kita semua, bukan hanya sekadar penghias atau pajangan belaka,” pungkasnya.
Sementara itu Anak Agung Gde Agung Indra yang merupakan keponakan dari I Dewa Nyoman Oka menuturkan bahwa dibuatnya patung I Dewa Nyoman Oka untuk mengingatkan bahwa Bangsa Indonesia memiliki pejuang kemerdekaan yang gugur pada 17 Oktober 1945 di kota perjuangannya di Kotabaru, Jogjakarta, sehingga bisa dijadikan tauladan buat anak cucu.
”Beliau di Jogja sangat dihargai dan dikenang, Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kesumanegara Jogja, namanya juga dipergunakan untuk nama jalan di Kota Baru di tempat perjuangannya, dan namanya juga digunakan sebagai nama Kesatuan Brimob Polda DI Jogjakarta di Gondo Ulung, yakni Ksatrian I Dewa Nyoman Oka,” ujarnya.
Dilanjutkannya, Keibohu pada saat itu sama dengan atau setingkat Inspektur Polisi saat ini. Selain itu I Dewa Nyoman Oka merupakan seorang polisi istimewa atau cikal bakal Brimob saat ini. Patung I Dewa Nyoman Oka yang terpampang gagah di Kenderan terbuat dari beton yang difinishing menggunakan tembaga. ”Kami menganggap kemiripannya mencapai 95 persen karena menirunya hanya dari 1 foto saja. Itupun tidak menggunakan seragam Polisi, hanya menggunakan kemeja dan jas, mungkin itu foto pas pendidikan. Patung tersebut dibuat setengah badan dengan tinggi 180 cm,” ujar Gung Indra.
Untuk diketahui peristiwa serbuan Kotabaru di Kota Jogjakarta pada 7 Oktober 1945 silam, dikenang sebagai salah satu momentum paling heroik dalam upaya mempertahankan kemerdekaan RI. Serbuan itu bertujuan untuk merebut persenjataan pasukan Jepang yang masih berada di Kota Jogjakarta 50 hari selepas proklamasi. Dua tokoh pejuang Polisi Khusus (Cikal Bakal Brimob) gugur dalam peristiwa serbuan itu, yakni Keibohu I Dewa Nyoman Oka, serta Jongsu Soepadi. 7 nvi
1
Komentar