Penyuluh dan Petani Diberi Bimtek Tanam Padi Gaga
Kementerian Pertanian
Anggota Subak
PJ Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Subardi STP MSi
Bimbingan Teknis (Bimtek)
BPP (Balai Penyuluhan Pertanian)
AMLAPURA, NusaBali - Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian RI, melalui PJ Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Provinsi Bali Subardi STP MSi, membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyuluh Pertanian dan Petani yang akan tanam padi gaga. Bimtek digelar di Kantor BPP (Balai Penyuluhan Pertanian), Banjar Singarata, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Jumat (28/6).
Hadir sebagai narasumber Direktorat Serelia Ditjen Tanaman Pangan Kementan Hasnul Fajri, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Subang, Jawa Barat, Dr Lalu Muhammad Zarwazi, Kepala BSIP (Badan Standarisasi Instrumen Pertanian) Bali Drh I Made Rai Yasa MP, Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem I Nyoman Siki Ngurah, Hadir juga Kelian Kelompok Tani Darma Kerti I Ketut Kesuma Widia, Kelian Subak Rendang Sipon I Made Muliadi, dan undangan lainnya.
Subardi memberikan arahan, nantinya pola tanam padi gaga untuk demonstrasi area seluas 220 hektare dibagi dua kelompok. Tanam padi Juli-Agustus dan tanam padi Oktober-Desember. Sehingga bibit yang disuplai dari pusat, saat dibutuhkan petani.
Kedatangan pejabat Kementerian Pertanian RI, karena menyimak dari demplot padi gaga yang dinilai telah membuahkan hasil. Sebab sebelumnya Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem yang telah membangun demplot (demonstrasi plot) padi gaga yang memanfaatkan lahan kering, seluas 0,40 are di Subak Abian Dalem, Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu dan telah panen.
Subardi dalam pertemuan kemarin, memberikan tambahan bantuan demplot seluas 4 hektare untuk di wilayah Kecamatan Rendang, masing-masing seluas 2 hektare untuk Kelompok Darma Kerti dan Subak Rendang Sipon.
Siki Ngurah menamnbahkan, padi gaga tidak lagi pola tanamnya tradisional seperti yang dilakukan petani sebelumnya, di mana umur padi hingga 6 bulan. "Bukan, padi gaga sekarang sudah ada varietasnya, bisa panen setelah padi berumur 110 hari," jelasnya.
Anggota subak sebelum bertanam padi gaga, katanya juga diberikan bimbingan teknis. "Tujuannya agar paham betul, tata cara bertanam padi gaga, agar hasilnya optimal," jelas Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem I Nyoman Siki Ngurah. Bimbingan teknis nanti diberikan kepada petani dari Kecamatan Rendang, karena dijadwalkan bertanam padi Juli-Agustus mendatang.
Sedangkan persiapan untuk bertanam padi gaga seluas 220 hektare, secara teknis tidak ada kendala, terutama penyediaan lahan di delapan kecamatan, masing-masing: Kecamatan Kubu seluas 50 ha, Kecamatan Abang seluas 40 ha, Kecamatan Karangasem seluas 20 ha, Kecamatan Sidemen seluas 50 ha, Kecamatan Rendang seluas 30 hektare, Kecamatan Manggis, Kecamatan Selat, dan Kecamatan Bebandem masing-masing 10 ha, total 220 hektare.
"Ini awal yang menjanjikan, menuju swasembada beras, bisa saja nanti Karangasem surplus beras, setelah tanam padi gaga membuahkan hasil optimal," tambahnya.
Siki Ngurah mengatakan, banyak keunggulan mengembangkan padi gaga, memanfaatkan lahan kering sehingga tidak perlu tanpa irigasi, ramah lingkungan tidak perlu pupuk zat kimia yang mencemari struktur tanah, cocok untuk tanaman tumpang sari, tidak perlu teknologi tinggi, bisa sebagai tanaman pioneer pada pembukaan di lahan kering, dan tidak perlu mengolah terlalu rumit.
Pengolahan lahan bisa mendahului, sebelum musim hujan, hanya memerlukan pupuk kandang atau kompos 5-10 ton per hektare. Kelemahannya, produktivitas padi gaga tergolong rendah 2-3 ton per hektare, dan mudah terserang penyakit.7k16
Komentar