nusabali

Kidung Hredaya Nyanyian Jiwa

  • www.nusabali.com-kidung-hredaya-nyanyian-jiwa

Sanggar Bajrajnyana Musik Teater mempersembahkan Kidung Hredaya di Madya Mandala Taman Budaya Bali serangkaian Bali Mandara Mahalango IV, Selasa (8/8) malam.

DENPASAR, NusaBali
Garapan yang bermakna ekspresi hati ini tampil memukau dan 'memuaskan' perasaan penonton. Pimpinan sanggar, I Gusti Putu Sudarta mengatakan, garapan Kidung Hredaya muncul untuk mengingatkan bahwa logika perlu berdampingan dengan hati. Ini mengajarkan untuk menjadi manusia seutuhnya. Selain itu, manusia hidup tidak hanya soal logika, tapi juga perkara perasaan, agar tidak terjerembab dalam jurang ego. Begitulah Kidung Hredaya menyuarakan hati.

“Isinya doa untuk Nusantara, semoga manusia menitih ke diri masing-masing, melembutkan hati, melembutkan pikiran. Karena terkadang jika logika mendominasi, bisa jadi ego," ungkap Sudarta.

Menurutnya, Kidung Hredaya dimaknai sebagai nyanyian jiwa, tembang yang lahir dari ungkapan ekspresi dari hati nurani yang paling dalam (Padma Hredaya) akan kerinduan menyentuh vibrasi Hyang Maha Suci. Karya ini juga melambangkan persembahan dengan suara nada sebagai Yantra atau sarana menuju Ishwara. Garapan ini memadukan kidung, musik, dan tari yang digarap melalui alur dramatik sehingga menjadi karya teater ritual.

“Sebenarnya karya ini diinspirasikan dari ungkapan hati nurani itu cuman sifatnya tembang, tapi belum ada yang menggunakan kidung sebagai ekspresi hati. Kebanyakan hanya membaca sastra, memang bagus, tapi belum ada yang serius kesana,” ujarnya.

Sudarta mengaku, persiapan untuk pementasan ini tidak terlalu sulit. Meski demikian, pihaknya tetap melakukan persiapan maksimal. “Kami tetap menggarapnya dengan serius, kira-kira yang tergabung untuk pentas adalah 50-an orang, yang tergabung dari berbagai desa, sira ya sane demen (siapa saja yang senang, red),” jelas Sudarta.

Penampilan malam kemarin mendapat apresiasi dari penonton. "Saya merasa damai mendengar ini. Sempat saya lama di luar Bali, tapi dengar ini langsung damai meskipun liriknya kurang paham, secara garis besar saya sangat tersentuh,” ungkap Yudi Laksana, salah satu penonton. *in

Komentar